Jalan rezekinya dimudahkan oleh Allah dengan ringan berbagi ilmu kepada orang lain.
Sekitar tiga puluh menit menjelang waktu shalat Zhuhur, dua wanita berkerudung masih semangat membatik di sepetak ruangan.
Mereka terlihat terampil tangan kanannya cekatan menggoreskan canting, sedang tangan kirinya menyangga kain.
Keduanya merupakan karyawan rumah produksi ‘Batik Tulis Melati’ milik Achmad Zaini yang berlokasi di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
“Untuk warnanya kita pakai pewarna alami dari dedaunan, dan kebanyakan bisa didapat dari sekitar kita,” jelas Zaini, sapaan akrabnya, ketika Suara Hidayatullah menyambangi rumah produksi “Batik Tulis Melati”, beberapa waktu lalu.
Zaini tak menampik jika hasilnya tak secerah dan mencolok dari batik yang dibuat menggunakan pewarna kimia. Namun, ia menegaskan, harganya jauh lebih mahal batik dengan pewarna alami dibading yang kimia, apalagi masih dikerjakan secara manual (batik tulis,-red).
“Tapi sekali lagi, semua kembali kepada selera masing masing.
Kalau saya pribadi lebih suka batik tulis dengan pewarna alami, lebih awet dan tahan lama,” katanya sambil menyungging senyum.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.