Tampilkan di aplikasi

Melacak jejak portugis di nusantara

Majalah Intisari - Edisi 675
29 November 2018

Majalah Intisari - Edisi 675

Bila menyebut “penjajah”, yang muncul di ingatan kita adalah Belanda, karena mereka bercokol di Tanah Air kita selama 350 tahun.

Intisari
Tahun lalu, saat sarapan di sebuah hotel di Portugal, di atas meja tersaji roti dan kelengkapannya, termasuk mentega kemasan kecil dengan tulisan besar: manteiga. Dalam perjalanan, rombongan singgah di sebuah toko snack di Fatima, saya menemukan “roti mari” (biskuit mari), dengan brand “Maria”. Pada labelnya ditulis: bolacha Maria (bolacha = biskuit).

Ternyata itu baru permukaan dari gunung es warisan Portugis di Nusantara. Itu dimungkinkan, karena pada abad ke-15, 16, dan 17, Portugal adalah salah satu negara adidaya. Bahkan merekalah yang memulai “lomba” pencarian sumber rempah-rempah, komoditi paling top pada masa itu. Oleh karena itu, jejak mereka tertinggal di mana-mana. Termasuk di Indonesia.

Berdirinya imperium bisnis bernama Portugal. Hari ini, populasi Portugal kirakira sama dengan Jakarta, sekitar 10 juta. Itu pun akhir-akhir ini menciut, karena seperlima penduduknya memilih tinggal di luar negeri. Pantaslah jika negara ini memiliki tingkat emigrasi tertinggi di Uni Eropa. Pada tahun 2011, Portugal termasuk negara bermaMelacak salah yang diberi suntikan dana sebesar € 78 miliar oleh Uni Eropa.

Sungguh, bukan potret kejayaan sebuah negara. Akan tetapi lima abad lalu beda benar kondisinya. Jajahannya di mana-mana dan di akhir abad ke- 15 hingga pertengahan abad ke-16, kemaharajaan maritim Portugal mempunyai pos perdagangan, benteng, dan gereja, di tiga benua.

Negara paling barat benua Eropa ini, pada tahun 1418, memulai ekspedisi mengarungi Samudera Atlantik, menyusuri pantai barat benua Afrika yang seakan tak berujung itu. Tujuh puluh tahun kemudian, sebuah ekspedisi di bawah pimpinan Bartolomeus Diaz berhasil mencapai ujungnya, yang mereka namai Tanjung Harapan.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI