Tampilkan di aplikasi

Buku Jejak Pustaka hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Perihal Sastra & Tangkapan Mata

1 Pembaca
Rp 63.000 16%
Rp 53.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 159.000 13%
Rp 45.933 /orang
Rp 137.800

5 Pembaca
Rp 265.000 20%
Rp 42.400 /orang
Rp 212.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku ini berisi 17 tulisan yang Ilham sebut sebagai 'tilikan' terhadap buku karya sastra baik prosa maupun puisi. Di dalamnya pembaca akan dibawa menelusuri jagat bacaan Ilham, baik sebagai objek yang direspons maupun sebagai sumber referensi mendekati sebuah buku. Berbagai wacana, teori, dan pengalaman diformulasikan Ilham dengan bahasa yang segar sehingga menarik untuk disimak. Kehadiran buku ini menjadi angin segar bagi pembaca karena sebagai tilikan awal untuk selanjutnya menjelajah lebih jauh di satu sisi, dan di sisi lain sebagai semaraknya penerbitan buku apresiasi karya sastra.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Ilham Rabbani

Penerbit: Jejak Pustaka
ISBN: 9786239536138
Terbit: Februari 2021 , 190 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Buku ini berisi 17 tulisan yang Ilham sebut sebagai 'tilikan' terhadap buku karya sastra baik prosa maupun puisi. Di dalamnya pembaca akan dibawa menelusuri jagat bacaan Ilham, baik sebagai objek yang direspons maupun sebagai sumber referensi mendekati sebuah buku. Berbagai wacana, teori, dan pengalaman diformulasikan Ilham dengan bahasa yang segar sehingga menarik untuk disimak. Kehadiran buku ini menjadi angin segar bagi pembaca karena sebagai tilikan awal untuk selanjutnya menjelajah lebih jauh di satu sisi, dan di sisi lain sebagai semaraknya penerbitan buku apresiasi karya sastra.

Pendahuluan / Prolog

Pengantar Penulis
Saya merasa berhutang kian besar pada Abdul Wachid B.S. dan Ardy Suryantoko, sebab lantaran perjumpaan dengan mereka pada medio 2015-lah, saya dapat dengan nyaman menyuntuki dunia tulis-menulis sebagaimana sampai hari-hari kini. Sebab itu, untuk yang pertama, saya harus menyampaikan terima kasih kepada keduanya. Tak lepas dari itu, perjumpaan dengan mereka pula yang menghantarkan, sekaligus meyakinkan saya untuk bergabung dengan kelompok belajar sastra Jejak Imaji, yang bermarkas di Prenggan Selatan, Kotagede, Yogyakarta.

Diskusi rutin Senin sore di Jejak Imaji menggunakan model arisan: satu orang penyodor karya dan dua orang pengulas/esais pada minggu berikutnya, bakal diundi dari masing-masing gelas kocokan selepas diskusi. Dari Jejak Imaji-lah saya dapati perasaan, bahwa ketimbang menjadi penyodor karya, saya lebih nyaman menjadi seorang pengulas. Hal itu tak lepas pula dari dua hal: pertama, saya merasa puisi-puisi yang kerap saya lemparkan ke majelis diskusi, untuk dikategorikan ‘jelek’ saja masihlah belum; dan kedua, untuk ‘adu’ kualitas karya dengan rekan-rekan yang telah bergabung duluan, saya tak percaya diri, sungguh, maka saya putuskan untuk mengisi sedikit celah yang ditinggalkan, yakni berfokus menjadi pengulasnya, baik pengulas karya, buku-buku, maupun agenda di luar diskusi. Saya juga melihat, minat rekan-rekan untuk menjadi peresensi cukup kurang di kelompok belajar kami tersebut.

Senang bukan kepalang, bagai gayung bersambut, ulasan/resensi saya atas buku kumpulan cerpen Senyum Karyamin (cetakan X, 2015) karya Ahmad Tohari berjudul “Senyum Karyamin: Buku Ramalan Ahmad Tohari” menjadi Pemenang I dalam Lomba Resensi yang diselenggarakan oleh KRESKIT PBSI UAD pada penghujung tahun 2016. Tak lama berselang, resensi buku puisi (terjemahan) Yerusalem, Setiap Aku Menciummu (cetakan I, 2016) karya Nizar Qabbani dengan judul “Membaca Nizar: Persoalan Cinta, Senjata, dan Wanita di Tanah Arab” dimuat dalam Rubrik “Rehal” website Basabasi.co, edisi 11 Maret 2017.

Terlepas dari dua peristiwa permulaan tersebut, sejatinya saya kerap mengikuti semacam ‘trik-trik’ yang diresepkan oleh Muhidin M. Dahlan (Gusmuh) dalam menulis esai secara umum, dan resensi buku secara khusus. Bersama Hairus Salim, selama kurang lebih tiga bulan, Gusmuh sempat menjadi mentor saya dan beberapa rekan lainnya yang terpilih untuk bergabung dalam Kelas Esai, program Sekolah Menulis Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta (BBY) tahun 2016. Di bawah bimbingan mereka, sempat pula saya menjadi nominator dalam Lomba Esai yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta (UNS). Maksud saya untuk berfokus menjadi penulis resensi, cukup mantap pasca-rentetan peristiwa tersebut.

Lebih mengerucut, buku-buku sastra, baik puisi maupun prosa, saya pilih untuk dijadikan bahan resensi, sebab memang relevan dengan studi yang tengah saya tempuh. Sejumlah resensi–yang saya sebut ‘tilikan’– dalam buku ini adalah tulisan-tulisan ringan yang saya padukan dengan catatan sejenis, yang tentu saja berusaha disajikan dengan cara serupa. Lantaran itu, saya berharap para pembaca nantinya takkan berkerut kening ketika berhadapan dengan larik-larik dari halaman buku ini.

Meresensi bagi saya, semacam upaya lebih ‘mengekalkan ingatan’ perihal buku-buku yang pernah saya konsumsi, dan buku tilikan ini, saya pikir cumalah buku permulaan dari buku tilikan-tilikan saya yang berikutnya. Semoga khalayak pembaca berkenan memberi ruang, sedikit celah saja pada rak mereka, sebagai tempat duduk sementara buku ini selepas dibaca. Sekali lagi, semoga saja.

Ucapan terima kasih mesti saya persembahkan setulusnya kepada: Abdul Wachid B.S., Sule Subaweh, Muhidin M. Dahlan, dan Hairus Salim, atas kesempatan menimba ilmu yang diberikan kepada saya; Iqbal H Saputra dan kanca-kanca bergulat dan bergelut di Jejak Imaji; Latief S. Nugraha yang banyak berbagi wawasan, terutama seputar Yogya, sastra, dan puisi; Drs.

Jabrohim, M.M., Fitri Merawati, beserta rekan-rekan di Forum Apresiasi Sastra (FAS) LSBO PP Muhammadiyah; Bayu Aji Setiawan, Fathur Ramadhan, Wisnu Wardhana, Nohan Wijaya, dan lain-lain di Kelas Sunyi yang sebenarnya riuh dengan gagasan; para redaktur, baik media cetak maupun daring yang telah berkenan menayangkan tulisan-tulisan saya yang ala kadarnya.

Terima kasih pula: rekan-rekan diskusi, baik santai maupun ‘saling bantai’ di Magister Sastra, FIB, UGM semacam Hatindriya Hangganararas, Margaretha Finna Calista, Innezdhe Ayang Marhaeni, Surrahman Djunduhi, Faqih Sulthan, Ricky Yudhistira Nst., Dwi Rezki Hardianto P.R., Dede Gunawan, dan yang tak dapat saya sebutkan satu demi satu; Fitrotun Arifah dan Jemi Ilham yang tak jarang saya mintai kritik dan saran; Hendrik Efriyadi yang dengan tulus bersedia mengisi ruang epilog; serta Kurniaji Satoto dan R. Ari Nugroho yang telah berkenan memberi ruang bagi buku ini tiba dan dapat lahir dari meja redaksi Jejak Pustaka.

Yang takkan saya lupakan kebaikan-kebaikannya, tentu: kedua orang tua saya, Bapak Nasaruddin dan Ibu Raihim. Dukungan dari keduanya, tentu melampaui dukungan dari pihak mana pun. Mereka adalah buku puisi yang takkan pernah habis dibaca. Secara tak langsung, kepada keduanya saya merasa pernah berjanji bakal menerbitkan sebuah buku yang menandai terlepasnya diri saya dari jenjang studi S-1. Kendati barangkali terlambat, buku inilah yang saya maksudkan.

Kepada mereka, saya harus menunjukkan bukti bahwa kuliah saya tak sekadar aktivitas berulang dari pulangngampus dan pulang-ngampus yang menjemukan. Sebelum sampai di tangan khalayak, kepada keduanya pula, pertama-tama buku ini saya persembahkan.

Selamat membaca!

Penulis,
Ilham Rabbani

Penulis

Ilham Rabbani - lahir di Lombok Tengah, 9 September 1996. Menamatkan

sekolah menengah di SMA Negeri 1 Praya pada tahun 2014, dan kemudian melanjutkan studi ke Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (lulus tahun 2018). Tercatat pula sebagai alumnus ‘Kelas Esai’, program Sekolah Menulis yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta (BBY), tahun 2016.

Tulisannya, terutama berupa resensi dan puisi, pernah memenangkan beberapa penghargaan, serta tersebar di berbagai media cetak dan daring. Aktif di kelompok belajar sastra Jejak Imaji, Kelas Sunyi, dan Forum Apresiasi Sastra (FAS) LSBO PP Muhammadiyah.

Sejak tahun 2019, menempuh studi di prodi Magister Sastra, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada (UGM). Beralamat di Jagalan, Banguntapan, Bantul, D.I. Yogyakarta. Dapat dihubungi via akun Instagram @_ilhamrabbani dan surel ilhamrabbani505@gmail.com

Daftar Isi

Sampul
Pengantar Penulis
Daftar Isi
Kiki Sulistyo, Catatan-catatan Kecil, dan Keberjarakan dengan Ampenan
Beni Satryo dan Lelucon-lelucon tentang Jakarta
Merespons Fenomena dengan Puisi
Melihat Sengat (Bekerja) dalam Bertuhan pada Bahasa
Jaz sebagai “Dua Jalan”
“Perjumpaan” Jokpin dan Baudrillard di Toko Busana
Membaca Nizar: Persoalan Cinta, Senjata, dan Wanita di Tanah Arab
Senyum Karyamin: Buku Ramalan Ahmad Tohari
Bedak dalam Pasir dan Persoalan-persoalan Esensial
Satan, Skizofrenia, dan Cerita dari Bukit Selatan
Pewarisan Memori: Tragedi ’65 bagi Generasi Kedua
Dari Kacamata yang Lain: Menilik ‘Gerak-gerik’ dan Resistansi Waria di Indonesia
Telembuk: Kekacauan Kampung Cikedung dan Visi-Misi Kedung
Perihal Identitas: Zus Kesi yang Hibrid
Remaja, Idola, dan Sastra: Membaca Fanfiction Fitri Merawati
Menghayati Hujan Duri, Memuasai Indonesia
Membincang Serpihan Buku Dan Tuhan Milik Orang Aceh yang Gembira
Epilog: Simpul Fragmen-fragmen Jagat Bacaan
Tentang Penulis