Tampilkan di aplikasi

Buku Jejak Pustaka hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Dari Ruang Belakang Peracik Kopi

1 Pembaca
Rp 55.000 20%
Rp 44.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 132.000 13%
Rp 38.133 /orang
Rp 114.400

5 Pembaca
Rp 220.000 20%
Rp 35.200 /orang
Rp 176.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Mahwi Air Tawar menulis puisi, esai, dan cerpen. Penulis yang saat ini menjadi Redaktur Majalah Sastra Horison kini memecahkan puisinya lagi. Jika puisi-puisi Mahwi sebelumnya kental dengan Madura, kumpulan puisi kali ini agaknya berbeda, meski di beberapa puisinya masih tak bisa lepas asal-tuju Madura. Ia mendokumentasikan pengembaraannya, baik yang lahir maupun batin saling berpilin menjadikan objek atau peristiwa bernilai dan bermakna. Dalam perjalanan, ia berjumpa dengan berbagai hal, fenomena, dan sosok. Yang menjadi menarik dan berbeda adalah perjumpaannya dengan kopi. Bukan kopi sungguh yang ia seduh, melainkan denting pecahan beling gelas, hasrat tengkulak sampai lidah pemesan dan barista. Ia tak bisa berpaling dari putih cinta atas tanah kebun tempat menanam pohon harapan. Dari ruang belakang, “si peracik kopi” ini mencatat pengembaraannya dengan saksama pun puitis.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Mahwi Air Tawar

Penerbit: Jejak Pustaka
ISBN: 9786235287898
Terbit: Juli 2022 , 67 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Mahwi Air Tawar menulis puisi, esai, dan cerpen. Penulis yang saat ini menjadi Redaktur Majalah Sastra Horison kini memecahkan puisinya lagi. Jika puisi-puisi Mahwi sebelumnya kental dengan Madura, kumpulan puisi kali ini agaknya berbeda, meski di beberapa puisinya masih tak bisa lepas asal-tuju Madura. Ia mendokumentasikan pengembaraannya, baik yang lahir maupun batin saling berpilin menjadikan objek atau peristiwa bernilai dan bermakna. Dalam perjalanan, ia berjumpa dengan berbagai hal, fenomena, dan sosok. Yang menjadi menarik dan berbeda adalah perjumpaannya dengan kopi. Bukan kopi sungguh yang ia seduh, melainkan denting pecahan beling gelas, hasrat tengkulak sampai lidah pemesan dan barista. Ia tak bisa berpaling dari putih cinta atas tanah kebun tempat menanam pohon harapan. Dari ruang belakang, “si peracik kopi” ini mencatat pengembaraannya dengan saksama pun puitis.

Pendahuluan / Prolog

Dari Stasiun Blitar
Kereta jurusan sepuluh November
lintasi empat puluh lima stasiun keheningan
di jalur-jalur perlintasan perjuangan
di denyut-denyut stasiun dewangga

Penumpang
sudi kiranya terbangkan burung garuda
dari lima jendela dan runcing tadabur dalam dada.

Penumpang bermantel harapan
beri tempat sepuluh pemuda
bersama putra Sang Fajar
‘kan diguncang dunia rawan

sepuluh kepalan berdenyut di dada
sepuluh kepakan nusantara garuda
sepuluh harapan denyutkan nadi sila
sepuluh pemuda kan guncang dunia

Penumpang kereta jurusan sepuluh November
kereta jurusan masa depan akan segera tiba
diharap segala barang bawaan tak tertinggal
bagi yang hendak turun diharap senyapkan duka
di depan gerbang stasiun sangsaka impian bangsa

Bagi anda yang hendak melanjutkan perjalanan
diharap tak retakkan lima jendela
juga peta petunjuk arah
dan sejarah!

Penulis

Mahwi Air Tawar - Mahwi Air Tawar, lahir di Sumenep, Madura. Ia menulis puisi, esai, dan cerpen. Karya-karyanya yang sudah terbit di antaranya, Taneyan, (kumpulan puisi-2010), Blater (kumpulan cerpen-2010), Karapan Laut, (kumpulan cerpen-2016), dan Pengembaraan, Perjumpaan, Puisi, (kumpulan puisi-2018).

Daftar Isi

Sampul Depan
Halaman Judul
Identitas Buku
Biodata Penulis
Daftar Isi
Dari Stasiun Blitar
Stasiun Malam
Di Stasiun Fajar
Ke Timur Jawa
Hutan Masun
Bintan
Di Parangkusuma
Pembeli dari Seberang
Pembeli Pagi
Pembeli Kenangan
Pembeli Lada
Pembeli Nasib
Pembeli Garam
Pembeli Obat
Kopi Batok
Puisi Kopi Merapi
Puisi Kopi Merapi II
Setapa Kopi Merapi
Kopi Stanza
Kopi Rakyat
Excelsa
Cold Brew
Pemesan Cold Brew
Kopi Syadili
Kopi Sang Salik
Kopi Ibu
Dongeng Kopi
Senandung Gandrung
Tujuh Larik Pengasih
Dari Poso ke Sarajevo
Salvo Pantura Abad ke-XXI
Selanjutnya Salvo Pantura Abad ke-XXI
Resonansi
Pengakuan II
Dari Ruang Belakang Penyair
Kuasa Cinta
Pengakuan Rindu
Mata Peluru
Mata Waktu
Surat Kelahiran
Dalam Perjalanan
Sampul Belakang