Tampilkan di aplikasi

Kurikulum, pendidikan, dan peradaban

Majalah Jendela - Edisi III/06/2016
12 Januari 2018

Majalah Jendela - Edisi III/06/2016

Kurikulum dipandang sebagai jantung pendidikan, sebagaimana halnya jantung pada diri manusia, ketika jantung bermasalah, maka hidup kita akan bermasalah.

Jendela
Pendidikan adalah jalan terindah untuk membangun peradaban. Sehubungan dengan hal itu, kurikulum menjadi rambu-rambu yang akan membantu dan memudahkan kita mencapai tujuan. Sejatinya kurikulum itu sederhana.

Ia memuat apa yang akan kita lakukan agar peserta didik yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa, malas menjadi rajin, sembrono menjadi disiplin, egois menjadi peduli, destruktif menjadi konstruktif, tidak literat menjadi literat, dan seterusnya.

Oleh karena itu, kurikulum yang dirancang harus siap mengantisipasi kebutuhan mereka, baik kebutuhan saat ia belajar maupun kebutuhan di masa datang. Sebagai rambu-rambu, kehadiran kurikulum membuat materi pelajaran yang tadinya sulit menjadi mudah diajarkan, mudah dipelajari oleh siswa, dan terukur pencapaianya oleh setiap siswa.

Itulah sejatinya kurikulum. Dalam konteks itu pula, kurikulum bukanlah sekadar daftar materi pelajaran yang akan dipindahkan ke dalam diri anak, melainkan sebuah rancangan atau skenario yang memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada setiap anak untuk mengembangkan potensi yang sudah ada dalam diri mereka. Potensi itu bawaan sejak lahir, dan semua orang (tanpa kecuali) memilikinya.

Jika demikian, mengapa masyarakat seringkali mengeluhkan bahwa kurikulum justru memberatkan bagi anak, apanya yang membuat berat? Barangkali kita perlu mengkaji lebih mendalam. Yang jelas selama ini pendidikan di negeri kita sudah lama terperangkap dalam paradigma transfer of knowledge.

Ciri-cirinya, siswa diposisikan sebagai konsumen, sekalipun sekolah menerapkan belajar aktif (active learning) tapi posisi anak tetap sebagai pelaksana perintah, bukan penggagas. Di sekolah belajar dari pagi sampai siang, bahkan sampai sore, di rumah mengerjakan tugas atau PR sampai larut malam. Semua mata pelajaran berlomba-lomba memberikan tugas.
Majalah Jendela di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI