Tampilkan di aplikasi

New Land Rover Defender, ready for new era?

Majalah JIP - Edisi 210
10 Oktober 2019

Majalah JIP - Edisi 210

Format suspensi independent memang mengurangi kelenturan suspensi. Dimana Defender sebelumnya terkenal dengan kelenturan kakinya. Namun tenang, dengan sistem Terrain Response 2 traksi rodanya akan tetap maksimal. / Foto : Dok. JIP

JIP
Pembaca setia majalah JIP pasti sepakat. Kalau bulan September kemarin, offroader dan penggemar 4x4 dunia heboh membahas Land Rover Defender baru. Yup, akhirnya penerus 4x4 legendaris dari Inggris ini resmi diluncurkan pada ajang Frankfurt Motor Show. Wajar rasanya jadi perbincangan hangat. Pasalnya, ini merupakan era paling revolusioner dari Defender.

Karena sejak kelahirannya di 1983 hingga berhenti diproduksi pada 2015, sang legenda ini sangat minor evolusi. Desainnya khas, tidak termakan waktu. Serba kotak dan serba konvesional, seakan sengaja meninggalkan diri dari perkembangan zaman.

Tapi konsistensi di dunia kuno inilah yang membuat nama Defender semakin kuat. Dan terus di produksi di Solihull, Inggris selama 32 tahun. Lahirnya generasi baru ini jelas mengubah sudut pandang terhadap Defender 180 derajat. Jauh dari kesan buta teknologi, desainnya kekinian, dan bertabur fitur high tech. Namun tidak meninggalkan jiwa petualang sejati sebuah Defender.

Sebenarnya, sosok Defender baru ini sudah mulai muncul pada 2011, disebut DC100. Gerry McGovern sebagai kepala desain, tampaknya memang sedikit mengambil benang merah DC100. Namun, finalnya tetap ada revisi yang menurut kami lebih pantas membawa nama Defender.

Sebuah evolusi dasar, Defender kini telah meninggalkan format body on frame. Yup, sasis jenis monokok kini digunakan. Konstruksi bodi aluminium yang disebut D7x ini diklaim tiga kali lebih kokoh, ketimbang paduan antara sasis ladder frame dan bodi kotak pendahulunya. Jadi, jangan ragu kalau SUV baru ini tidak tahan banting lagi.
Majalah JIP di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI