Tampilkan di aplikasi

Buku Keraton Publisher hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Jejak Kaum Aktivis

Narasi Perlawanan Mahasiswa-Mahasiswa Idealis

1 Pembaca
Rp 80.000 50%
Rp 40.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 120.000 13%
Rp 34.667 /orang
Rp 104.000

5 Pembaca
Rp 200.000 20%
Rp 32.000 /orang
Rp 160.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Mengangkat cerita seorang anak petani yang dibesarkan dengan balutan kesederhanaannan penuh cinta, diombang ambing oleh takdir yang menguji mental dan keyakinan untuk tetap percay pada skenario Tuhan, seperti inginmelanjutkan studi ke Perguruan Tinggi namun dihantui keterbatasan ekonomi, dankehilangan ibu kandung untuk selama-lamanya saat usianya menginjak masa remaja.Ayan, selaku tokoh utama dalam novel ini digambarkan sebagai pioneraktivis masa depan dengan idealismenya yang kritis dan membangun.

Sebagai mahasiswa organisatoris ia selalu memberikan kritik atas segala disparitas yang dialami, mulaidari pandangan kekayaan alam yang tak sebandingdengan isu kemiskinan di Kota Keris, dorongan untuk menyusun regulasi tembakau demimelindungi rakyat, harga garam yang tidak berpihak kepada masyarakat, DD ADD yang dianggap gaib, budaya korupsi digedung-gedung megah wakil rakyat, kelangkaan pupuk yang merajalela, tatakelola kampus yangtidak profesional, menolak money politic sertaberbagai macam bentuk gagasan aspirasi lainnya yang dikisahkan dalam tulisan berbentuk prosa lama ini.

Tak hanya itu saja Ayan yang dikenal sebagai pemuda yang cukup pendiam, ternyata tidak segan-segan menyuguhkan sekuntum bunga mawar merah kepada seorang perempuan bernama Indah Auliya Puspita. Dan yang menarik, bagaimana ia menjalani asmaranya sementara hari-harinya dipenuhi dengan jadwal kampus yang padat dan segudang kesibukan organisasi lainnya. Lalu bagaimana ia menghadapi politik di dunia kaum akademik, sementara ia mendapat pengkhianatan oleh tim koalisinya saat dicalonkan sebagai Presiden Mahasiswa di kampusnya.

Mau tahu bagaimana Ayan dan sahabat-sahabatnya menyusun strategi? Bagaimana kisah kasih Ayan dengan Indah? Makanya, yuk segera dipinang, dan miliki buku ini!

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Qudsiyanto

Penerbit: Keraton Publisher
ISBN: 9786239909390
Terbit: Oktober 2022 , 320 Halaman










Ikhtisar

Mengangkat cerita seorang anak petani yang dibesarkan dengan balutan kesederhanaannan penuh cinta, diombang ambing oleh takdir yang menguji mental dan keyakinan untuk tetap percay pada skenario Tuhan, seperti inginmelanjutkan studi ke Perguruan Tinggi namun dihantui keterbatasan ekonomi, dankehilangan ibu kandung untuk selama-lamanya saat usianya menginjak masa remaja.Ayan, selaku tokoh utama dalam novel ini digambarkan sebagai pioneraktivis masa depan dengan idealismenya yang kritis dan membangun.

Sebagai mahasiswa organisatoris ia selalu memberikan kritik atas segala disparitas yang dialami, mulaidari pandangan kekayaan alam yang tak sebandingdengan isu kemiskinan di Kota Keris, dorongan untuk menyusun regulasi tembakau demimelindungi rakyat, harga garam yang tidak berpihak kepada masyarakat, DD ADD yang dianggap gaib, budaya korupsi digedung-gedung megah wakil rakyat, kelangkaan pupuk yang merajalela, tatakelola kampus yangtidak profesional, menolak money politic sertaberbagai macam bentuk gagasan aspirasi lainnya yang dikisahkan dalam tulisan berbentuk prosa lama ini.

Tak hanya itu saja Ayan yang dikenal sebagai pemuda yang cukup pendiam, ternyata tidak segan-segan menyuguhkan sekuntum bunga mawar merah kepada seorang perempuan bernama Indah Auliya Puspita. Dan yang menarik, bagaimana ia menjalani asmaranya sementara hari-harinya dipenuhi dengan jadwal kampus yang padat dan segudang kesibukan organisasi lainnya. Lalu bagaimana ia menghadapi politik di dunia kaum akademik, sementara ia mendapat pengkhianatan oleh tim koalisinya saat dicalonkan sebagai Presiden Mahasiswa di kampusnya.

Mau tahu bagaimana Ayan dan sahabat-sahabatnya menyusun strategi? Bagaimana kisah kasih Ayan dengan Indah? Makanya, yuk segera dipinang, dan miliki buku ini!

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahiem...

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puja dan puji syukur kita haturkan ke hadirat Allah Azza Wajalla, yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah, sehingga novel dengan judul Jejak Kaum Aktivis, Narasi Perlawanan Mahasiswa-Mahasiswa Idealis ini bisa dirampungkan sesuai dengan harapan bersama. Selawat beserta salam, mari kita sanjungkan kepada Sang Inspirator Sang Motivator Sang Revolusioner Dunia Nabiyallah Muhammad Saw., yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan ilmiah.

Pada dasarnya, bait-bait novel yang ditulis ini merupakan bagian dari khazanah gagasan yang terus berkecamuk di dalam jiwa penulis, membuka cakrawala situasi dan kondisi mahasiswa era kini serta lingkungan sekitar yang semakin waktu semakin mengundang banyak tanya, baik itu perihal keadilan, kesenjangan sosial, dekadensi moral, fluktuasi gerakan mahasiswa yang seakan temporal, serta segudang narasi-narasi perlawanan lainnya, sehingga menjadi salah satu dari inisiatif untuk diramunya menjadi sebuah tulisan yang dikisahkan dalam bentuk novel, yaitu sebuah karya tulis jenis sastra yang berbentuk prosa.

Keresahan jiwa ini merupakan bagian dari kontemplasi panjang, mengingat sejarah gemilang gerakan pemuda dari era ke era yang kemudian menghasilkan kisah-kisah heroik nan abadi di setiap sanubari, namun refleksi itu kemudian menjadi disparitas saat gerakan-gerakan mahasiswa yang terjadi pada era dulu dengan kenyataan hari ini. Tak ada lagi sejarah Budi utomo pada tahun 1908 yang diprakarsai oleh pemuda-pelajar-mahasiswa dari lembaga pendidikan STOVIA, sebagai bentuk gerakan sikap kritis menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan hak-hak kemanusiaan di kalangan rakyat untuk memperoleh kemerdekaan, tak ada lagi gerakan pemuda seperti munculnya Sumpah Pemuda Indonesia pada tahun 1928 yang dilatar belakangi oleh sekelompok pemuda yang menginginkan adanya pemersatu dari seluruh organisasi pemuda yang ada di Indonesia, tak ada lagi gerakan pemuda pejuang bangsa era 1945 yang mengantarkan Indonesia pada gerbang kemerdekaan, pun tak ada lagi gerakan pemuda seperti era 1998, yakni sebuah gerakan penggulingan tirani dari tangan besi yang dianggap diktator pada masanya yang kemudian melahirkan era reformasi.

Hampir seluruh pemuda, apalagi mahasiswa yang berlabel aktivis merindukan sekali gerakan-gerakan besar itu, setidaknya meski bukan untuk menggulingkan kursi kepemimpinan elit politik yang tidak pro rakyat, namun lebih kepada kontrol kebijakan yang konkrit, sehingga keberadaan mahasiswa aktivis saat ini mampu dirasakan dengan baik kehadirannya oleh seluruh elemen masyarakat.

Berdasarkan beberapa hal tersebut, penulis akhirnya memberanikan diri menyusun sebuah novel bacaan kaum pelajar, khususnya mahasiswa aktivis, sebagai bentuk kontemplasi diri bahwa gagasan dan gerakan kaum mahasiswa merupakan aksi nyata yang ditunggu-tunggu oleh semua kalangan, sebab dengan adanya kontrol dari kaum mahasiswa ini mampu menekan atau meminimalisir kebijakan-kebijakan yang ubsurd, untuk dikembalikan pada jalur sesuai dengan prosedur.

Novel ini hadir di tengah-tengah masyarakat sebagai bentuk opini publik dengan narasi-narasi perlawanan untuk bangkit ke arah yang lebih baik, sebuah kritik saran edukatif yang bersifat membangun untuk kemajuan berbangsa dan bernegara, sehingga status mahasiswa yang disematkan kepada kaum pelajar di bangku Perguruan Tinggi dapat dirasakan keberadaannya oleh semua pihak.

Penulis persembahkan novel ini kepada Eppak dan Emmak (ayahanda Lamsari dan Ibunda Radipah), saudara saudari saya Romlatun dan Roiqatus Ziyadah. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh partisipan yang telah menghibahkan waktu dan tenaganya membantu penyusunan sampai novel ini diterbitkan, semoga apa yang dilakukan dari awal sampai akhir dinilai ibadah oleh Allah Swt., aaamiiin.

Penulis pun menyadari, bahwa novel ini jauh dari kata sempurna, maka kepada seluruh pembaca yang budiman kami selalu mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tulisan ini.

Akhirnya....

Wallahul Muwaffieq Ilaa Aqwamittharieq Wassalamualaikum Wr. Wb

Sumenep, 20 Oktober 2022
Qudsiyanto

Penulis

Qudsiyanto - Qudsiyanto, lahir di Desa Moncek Tengah Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep pada tanggal 20 Oktober 1998.
Menyelesaikan jenjang Perguruan Tinggi di Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-guluk Sumenep dengan predikat coumlode, dan mendapatkan penghargaan sebagai Wisudawan Terbaik dari Prodi Hukum Ekonomi Syariah pada tahun 2019. Hari ini ia tengah sibuk melanjutkan studi magisternya di Institut Agama Islam Negeri Madura (IAIN Madura) sejak 2020 hingga sekarang.
Riwayat organisasinya juga tampak cemerlang, dimulai dari keikutsertaannya menjadi anggota baru di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Guluk-guluk Sumenep pada tahun 2015, Ketua Umum Aliansi Mahasiswa dan Pelajar Indonesia (Ampel Indonesia) pada tahun 2015- 2016, Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Hukum Ekonomi Syariah (HES) pada tahun 2016-2017, Gubernur Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Syariah (DEMA-FS) pada tahun 2017-2018, Ketua Komisariat PMII Guluk-guluk ke 17 pada tahun 2018-2019, Dewan Konsultan Himpunan Mahasiswa Desa (HMD) pada tahun 2018-2019,Ketua Angkatan Alumni PKD III Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Lenteng pada tahun 2019, Ketua I PC PMII Sumenep pada tahun 2019-2021, Ketua Umum PC PMII Sumenep ke 17 pada tahun 2021-2022, Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Jawa Timur tahun 2022-2024 serta sebagai Direktur AKAR DATA Qudsiyanto |311 (Analisis Kebijakan Publik Riil dan Transparansi Anggaran) pada tahun 2020 sampai sekarang.

Daftar Isi

Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Nyanyian-Nyanyian Surga
Anak Petani
Karakter Seseorang Dibentuk Oleh Lingkungan
Kesan Ciuman Terakhir
Padamnya Sebuah Pelita
Larut
Tentang sebuah Cerita yang Tertinggal
Mencoba Merangkai Mimpi
Menentukan Arah
Membuka Jendela Dunia
Anak Kuliahan
Kantin Mahasiswa
Nalar Kritis
Mengenal Organisasi Ekstra Kampus
Mahasiswa dan Arah Masa Depan Bangsa
The Second of Class
Sahabat
Potre Koneng
Coba Lagi dan Lagi
Demonstran
Antara Rindu dan Perjuangan
Mawar Merah
Dialektika
Politik Dalam Lingkaran Kaum Akademik
Meminta Restu Langit
Membangun Koalisi
Pilihan Terbaik Kedua
Perang Strategi
Sepenggal Kisah di Pantai Utara
Sebuah Kemenangan
Biodata Penulis
Sampul Belakang