Tampilkan di aplikasi

Diversifikasi produk olahan tempe

Majalah Kulinologi Indonesia - Edisi Juni 2021
1 Juli 2021

Majalah Kulinologi Indonesia - Edisi Juni 2021

Tempe

Kulinologi Indonesia
Siapa tidak mengenal makanan satu ini? Sebagai sumber protein nabati yang cukup lengkap, murah, dan mudah didapat menjadikan tempe sebagai pangan yang banyak terhidang di piring masyarakat Indonesia. Tempe diakui dan diposisikan sebagai superfood asli dari Indonesia karena kandungan gizi yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.

Berbagai penelitian terbaru menyebutkan bahwa senyawa-senyawa yang terkandung dalam tempe mampu mengurangi risiko terjadinya penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker, hingga menyehatkan saluran pencernaan, menurunkan berat badan, dan masih banyak lainnya. Oleh karena itu, tempe perlu dikonsumsi setiap hari untuk memaksimalkan khasiatnya untuk tubuh Kita.

Seperti bahan pangan segar lainnya, tempe juga memiliki karakteristik mudah rusak atau perishable. Tempe segar yang baru jadi hanya tahan disimpan 1-2 hari, setelah itu tempe akan busuk. Hal ini karea kadar air yang cukup tinggi dan adanya kapang yang terus memecah komponen gizi pada tempe menjadi senyawasenyawa sederhana, seperti amonia akibat hidrolisis protein yang berlebihan. Adanya amonia bebas yang berbau tajam tersebut akan menurunkan daya terima konsumen terhadap tempe.

Kelemahan pada tempe ini menyebabkan penggunaan dan pemasarannya sangat terbatas. Oleh karena itu, perlu adanya upaya diversifikasi produk olahan tempe agar dapat meningkatkan umur simpannya. Selain itu, diversifikasi ini juga ditujukan untuk meningkatkan nilai ekonomis dari tempe sebagai upaya mendorong perumbuhan industri nasional.
Majalah Kulinologi Indonesia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI