Tampilkan di aplikasi

Brevet & sensasi terbang pesawat tempur sukhoi

Majalah Matra - Edisi 0118
8 Januari 2018

Majalah Matra - Edisi 0118

Tak jarang, teman-teman Hadi menganggapnya sebagai si “otak setan”.

Matra
Ayah empat anak kelahiran Malang, Jawa Timur ini sejak dilantik sebagai Panglima TNI pada 2017 lalu, sering keliling mengenakan pakaian dinas lapangan (PDL). Pakaian loreng dari atas ke bawah, makin membuat Marsekal Hadi Tjahjanto gagah dan tampak lebih awet muda.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto tampak berbeda ketika terlihat bersama tentara yang lain. Walaupun sama-sama berpakaian loreng, sosok Hadi mudah dikenali karena berkumis tebal. “Perlu tidak saya cukur kumis, biar sama dengan yang lain,” tanya mantan Kasau ini kepada wartawan MATRA, dengan nada bercanda.

Sosok pria kelahiran Malang, 8 November 1963, itu sudah sering berinteraksi dengan tim Majalah MATRA ketika menjadi Kadispen AU. Hadi menempuh pendidikan militer di Akademi Angkatan Udara pada 1986 dan Sekolah Penerbang TNI Angkatan Udara pada 1987. Ia memulai kariernya sebagai pilot TNI Angkatan Udara di Skadron 4 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.

Banyak menghabiskan waktunya di Skadron 4 Malang hingga menjabat Komandan Flight Ops A Flightlat Skuadron Udara 32 Wing 2. Hadi kemudian menjabat Komandan Lanud Adi Sumarmo, Solo, Jawa Tengah, pada 2010-2011. Pada tahun 2013- 2015, ia diberi tugas sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara.

Kemudian pada tahun 2015, Hadi kembali ke Lanud Abdurachman Saleh, Malang, sebagai Komandan Lanud. Pada tahun yang sama, ia sempat menjabat Sekretaris Militer Presiden hingga 2016. Sebelum diangkat sebagai KSAU, Hadi menjabat Irjen Kementerian Pertahanan RI hingga 2017.
Majalah Matra di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI