Tampilkan di aplikasi

Kepemimpinan “One Man Show”

Majalah Matra - Edisi 0719
30 Juli 2019

Majalah Matra - Edisi 0719

Kritik gaya kepemimpinan seperti ini banyak ditujukan kepada seorang tokoh.

Matra
Dalam tata kelola perusahaan bermetode GCG (good corporate governance) sistem seperti ini, sudah pasti tidak akan terjadi. Dengan visi dan misi serta tata kelola perusahaaan yang baik, transparansi setiap proses serta hasil-hasil pekerjaan yang dilaksanakan dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan.

Pemimpin dengan gaya one man show, melibatkan dirinya dari awal hingga akhir. Ia akan mengikuti semua detail setiap proses pekerjaan. Gaya ini biasanya diterapkan oleh para pengusaha kecil dan menengah. Pada umumnya pelaku usaha kecil dan menengah tidak cukup memiliki kapital dan potensi yang cukup, sehingga semuanya ia kerjakan sendiri; dari mulai perencanaan, pembelian bahan baku, pengolahan, pengawasan, keuangan, pembayaran, hingga ke penjualan produknya juga dilakukan oleh si pengusaha itu sendiri.

Konsekuensi logis dari gaya ini, tentu lembaga usaha hanya akan berkembang seiring dengan perkembangan kedewasaan pengusaha. Jika semangat si pengusaha sedang naik, maka kinerja bisnis akan juga naik. Jika semangat si pekerja sedang down, maka lembaga usaha itu juga akan ikut down. Gaya one man show terpaku pada si tokoh yang “all out” untuk memajukan usaha. Mirip perusahaan keluarga. Sistem kerja dan manajemen modern tidak memungkinkan ini terjadi.

Manajemen tradisional yang berprinsip pada garis keturunan kerap terjadi. Gaya manajemen one man show lebih laiknya perusahaan keluarga yang menerapkan sistem kepemimpinan tanpa mau dibantah. Semua tergantung dari keputusan yang selalu diberikan oleh pimpinan perusahaan, bahkan dalam operasional sehari-hari pun semua sangat tergantung dari perintahnya.
Majalah Matra di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI