Dalam buku Mencerdaskan Anak, Suharsono menyatakan, “Surga di bawah telapak kaki ibu” (memiliki arti) sang ibulah yang membangun surga bagi anak-anaknya di masa depan. Karena ibu adalah lingkungan pendidikan paling dini, yang membentuk kepribadian, kecerdasan, dan mentalitas bagi sang anak. Dengan pendidikan yang baik, hal itu berarti ibu telah menyiapkan surga bagi anaknya. (halaman 34).
Hal tersebut terkonfirmasi, terutama jika melihat sisi sejarah bagaimana sosok cerdas lahir di muka bumi. Dalam konteks penemuan misalnya, Suharsono menyebut sosok Thomas Alfa Edison, sang penemu listrik dan hukumhukum elektronika yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Edison mampu menjadi sosok dalam sejarah besar, tidak bisa dilepaskan dari peran sang ibu. Kala ia memasuki usia sekolah, Edison pun sekolah. Akan tetapi, pihak sekolah melihat Edison adalah anak yang tidak mungkin bisa mengikuti pelajaran. Penilaian tersebut menjadikan sekolah mengembalikan Edison kepada ibunya.
Menariknya, sang ibu tak putus asa dan serta-merta percaya dengan vonis sekolah itu. Justru malah berikrar di dalam hati bahwa putranya ini tidaklah bodoh sebagaimana ditudingkan pihak sekolah. Ia akan membuktikan hal itu.
Apa yang selanjutnya terjadi, sang ibulah yang langsung mendampingi dan mendidik Edison secara tekun, hingga akhirnya Edison menjadi seorang genius dengan berbagai prestasi dan inovasi. Edison sadar akan hal itu karena itu ia sangat membanggakan sang ibu.
