Avi terlihat sangat menikmati minum susu dari botolnya. Tiduran di kasur dengan sangat relaks, Avi juga punya kebiasaan menarik-narik rambutnya sambil minum susu. Cerita serupa juga dialami Ryo. Kalau Avi sebenarnya bisa minum dari gelas namun terbiasa menyusu dari botol, cerita Ryo lebih “parah”. Minum apa saja harus dari botol. Jika terpaksa minum dari gelas, maka mamanya akan menyendoki cairan di dalam gelas dan menyuapkannya untuk Ryo. Masa mau terusterusan minum dari botol? Pada usia batita, umumnya anak familiar dengan botol susu atau sering disebut dot, karena kerap digunakan untuk meminum susu.
Penggunaan botol susu ini memang cukup praktis, karena anak dapat menikmati minuman tanpa khawatir cairannya akan tumpah. Batita juga dapat mengontrol sedikit banyaknya air susu yang akan diminum karena ukuran lubang pada dot juga disesuaikan dengan usia batita. Bahkan saat ini ada dot yang diklaim memiliki bentuk paling menyerupai puting susu ibu. Psikolog Riselligia Caninsti mengatakan, bagi orangtua pun, penggunaan botol susu ini sangat bermanfaat. “Mulai segi kepraktisan hingga kenyamanan karena anak cenderung diam dan tidak rewel bila diberikan susu melalui dot.” Bagi ibu bekerja, botol susu adalah andalan untuk memberikan ASIP maupun susu formula ketika mereka berada jauh dari si buah hati.
Risiko Masalah Gigi dan Gusi Meski memiliki beragam manfaat praktis seperti yang telah disebutkan, pada suatu titik dalam perkembangannya, buah hati harus melepas botol susu atau dotnya dan beralih ke gelas. Apalagi dengan bertambahnya usia, secara sosial tak mungkin lagi ia ke mana-mana membawa botol dan dot. Sayangnya, tak sedikit orangtua yakin, bahwa nantinya anak akan dengan sendirinya beralih menggunakan gelas untuk minum, sehingga mereka merasa tidak perlu “menyapih” anak dari dotnya. Jadi, pasti anak akan harus mampu menguasai cara minum dari gelas.
