Suci Fauziah asyik membolakbalik jadwal dan daftar harga tiket pesawat saat berada di depan meja customer service sebuah biro perjalanan wisata. Dia dan suaminya hendak memesan tiket sekaligus mereservasi hotel untuk perjalanan ke Yogyakarta.
“Jadinya kita ke Yogya, kan, Mas?” tanyanya pada sang suami. Tanpa menunggu jawaban suami, Suci berkata kepada petugas yang melayani di balik meja. “Saya minta pesawat yang paling pagi, ya, Mbak, untuk menghindari macet.” Si petugas, setengah “kepo” bertanya pada Suci, “Ibu lagi hamil, mau ke Yogya? Acara apa, Bu?” “Oh, saya mau jalan-jalan sama suami. Ceritanya mau babymoon. He he he… bulan madu lagi sekalian relaks sama ini, nih,” kata Suci riang sambil menunjuk perutnya.
Babymoon atau bulan madu yang dilakukan ibu hamil berdua suami saat ini memang semakin diminati. Padahal, dulu masa kehamilan identik dengan pembatasan lokasi bepergian. Kalaupun keluar rumah, itu karena Mama harus bekerja atau harus melakukan aktivitas harian. Pergi jauh untuk jalanjalan ke tempat yang indah bukanlah opsi bagi mama hamil.
Namun seiring perkembangan pengetahuan soal kehamilan dan meningkatnya kemudahan bepergian dan booking kamar, babymoon pun semakin dimungkinkan. Dengan babymoon, pasangan memiliki waktu kebersamaan lebih intens. Ini penting untuk konsolidasi berdua sebelum Mama Papa “dipusingkan” oleh kehadiran bayi. Ya, soalnya, saat si kecil sudah lahir, Mama Papa akan sulit menemukan quality time berdua seperti saat babymoon.
