Tahun ajaran baru dimulai. Setelah sebulan lebih anak-anak libur dan bebas bermain, tiba saatnya kembali bersekolah. Bagi anak-anak ini adalah perjuangan berat agar mereka bisa kembali ke rutinitas sekolah. Mulai dari jadwal tidur yang tidak teratur, semangat yang turun, atau menolak kembali ke sekolah. Bagi orangtua pun hal ini menjadi tantangan. Harus mulai bangun lebih pagi menyiapkan bekal sekolah, memastikan seragam sekolah anak-anak rapi dan tak tertukar, memeriksa perlengkapan sekolah satu persatu, mengantar ke sekolah, dan masih banyak lagi kehebohan di pagi hari. Setidaknya kehebohan itu yang pasti dirasakan Alana, ibu beranak dua yang juga bekerja sebagai karyawati swasta.
Apalagi tahun ini putranya, Dean, naik ke kelas 3 SD, sedangkan putrinya, Danika, baru pertama kalinya masuk sekolah TK. “Kalau Dean sudah lebih mengerti, paling tinggal membangkitkan semangatnya untuk kembali ke sekolah. Tapi Danika kelihatan khawatir, maklumlah baru pertama masuk sekolah. Mintanya ditemenin Mama di dalam kelas,” ungkap Alana yang terpaksa mengambil cuti beberapa hari. Menurut Ratih Zulhaqqi, Psikolog, wajar jika hal-hal tadi terjadi pada anak-anak. Maka ada beberapa persiapan mental yang harus diperhatikan dan dipersiapkan orangtua ketika anak baru atau kembali ke sekolah.
1 Input Knowledge Orangtua perlu memberikan penjelasan tentang apa itu sekolah dan kegiatan apa saja yang dilakukan di sekolah. Tanamkan bahwa kegiatan sekolah itu menyenangkan. Selain itu bisa juga melakukan roleplay tentang kegiatan sekolah. 2Habituation Pembiasaan waktu belajar secara konsisten setiap hari dan dilakukan dalam situasi yang menyenangkan. “Belajar bukan hanya sekadar mengerjakan PR, namun bisa membaca buku, menggambar atau melakukan aktivitas yang terkait penambahan informasi atau pengetahuan baru ke anak.”
