Tampilkan di aplikasi

Atiqah Hasiholan, hidup itu indah jika orangtua lebih ikhlas

Tabloid NOVA - Edisi 1494
18 Oktober 2016

Tabloid NOVA - Edisi 1494

Ia melakoni sosok ibu dari anak penyandang disleksia. Bukan hanya bisa, tapi ia begitu menghayatinya. Padahal, jadi seorang ibu pun Atiqah belum sempat.

NOVA
Hati Atiqah Hasiholan dipenuhi bunga berwarna-warni. Kehadiran Aqil, sang buah hati melengkapi hidupnya. Dibesarkanlah Aqil dengan penuh cinta kasih. Aqil dimasukkan ke sekolah terbaik, diikuti bermacam les, termasuk disediakan sederet buku ilmu pengetahuan – termasuk ensiklopedia. Namun satu hari, seluruh kaki dan persendiannya begitu lemas. Dunia indah yang dipijaknya serasa mau runtuh. Dari bibir sang guru, meluncur kabar: Hampir semua nilai pelajaran Aqil di sekolah di bawah ratarata.

Dan ia tahu betul bahwa Aqil bukan malas belajar. Melainkan, si anak tersayangnya divonis menderita: Disleksia. Tapi, kapan Atiqah punya anak? Bukankah sejak menikah dengan Rio Dewanto, 2013 silam, ia belum dikaruniai momongan? Ya. Memang belum. Lain halnya dengan Amalia Prabowo, sosok yang dilakoni Atiqah lewat film, Wonderful Life yang hari-hari ini mulai tayang di layar lebar. Amalia Prabowo, salah satu profesional sukses di Indonesia. Bahkan ia pernah jadi CEO di satu perusahaan periklanan multinasional [kisahnya telah dimuat di Nova edisi 1493 dan 1494]. Sungguh berat baginya menerima kenyataan anaknya menderita kelainan – yang membuat sang anak sulit antara lain membaca tulis dan berbahasa verbal.

Usaha upaya Amalia yang sarat dengan duka, kadang putus asa, dan tentunya cinta dalam merawat sang buah hati itu lah yang menjadi jiwa buku, Wonderful Life yang kemudian diangkat ke layar perak. Berhasilkah Amalia memulihkan kondisi anaknya? Temukan jawabannya lewat buku atau tonton saja filmnya. Tapi toh yang perlu dipuji, ya, akting Atiqah sebagai Amalia itulah. “Saya harus mendalami karakter punya anak yang disleksia, padahal saya, kan, belum punya anak,” ungkap perempuan 34 tahun ini. Novel, Wonderful Life entah berapa kali dibacanya. Sehingga Atiqah bukan hanya memahami betul cerita yang dikandung. Tapi lebih dari itu, ia meyakini bahwa rasa cinta kepada anak itu universal sifatnya. Ia bayangkan orang-orang tedekatnya, saudara, keponakan, sampai suaminya sendiri.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI