“Nak, kenalkan ini teman ibu.” Niatnya mau “memamerkan” keterampilan sosial si kecil pada teman, eh, dia malah sembunyi di balik badan kita, bahkan menangis. Gagal, deh. Eits, jangan dulu merasa gagal, karena kan si kecil kita usianya 2 tahun saja belum. Jadi, wajar kok kalau dia takut bertemu dengan orang baru. Bahkan, menurut psikolog klinis anak, Firesta Farizal—hal itu bagian dari perkembangan sosialnya.
“Sejak usia 6 bulan, anak mulai bisa membedakan orang yang familier dan tidak familier. Maka itu, saat bertemu, digendong, didekati dengan orang yang belum dikenal, anak terlihat tidak nyaman dan menangis. Tapi santai saja, justru hal itu normal,” papar Etha, sapaan akrabnya.
Adaptasi anak, akan berkembang perlahan, sejalan dengan perkembangan usianya. Nah, di atas 3 tahun, anak biasanya sudah lebih mudah beradaptasi dengan situasi baru. Namun tentu saja, hal ini sangat bergantung pada kesiapan anak yang dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah seberapa kaya pengalaman sosial yang dimiliki anak.
Masalahnya, tak sedikit anak meskipun sudah di atas 2 tahun masih saja cranky dan tantrum kala diajak bertemu orang baru atau berada di lingkungan baru. Mengapa?
Temperamen Bawaan
Banyak penyebabnya. Bisa jadi karena anak merasa tidak nyaman secara fisik. Misalnya, anak lapar, mengantuk, atau sedang tidak enak badan. Kita saja sebagai orang dewasa tidak nyaman saat mengalami kondisi tersebut, apalagi anak-anak. Iya, kan?
Situasi atau tempat baru dapat dipersepsikan sebagai sesuatu yang mengancam untuk anak. Dia belum pernah berada di sana dan belum pernah melihat orang-orang yang ada di ruangan, sehingga hal ini membuatnya merasa tidak aman. Jika hal ini terjadi, salah satu reaksinya adalah menangis.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.