Tampilkan di aplikasi

Buku Nuansa Cendekia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Albert Schweitzer

Pejuang Kemanusiaan Sepanjang Hayat

1 Pembaca
Rp 27.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 81.000 13%
Rp 23.400 /orang
Rp 70.200

5 Pembaca
Rp 135.000 20%
Rp 21.600 /orang
Rp 108.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

"Dokter Schweitzer adalah pejuang kemanusiaan sejati yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk menolong orang-orang yang miskin, sengsara, dan tertindas, khususnya di belantara Afrika. Ia menolong orang-orang yang sakit dan sengsara (dan tentu saja miskin) secara tulus, tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Ia bahkan membiayai kerja kemanusiaannya dari jerih payahnya sendiri, entah dari ceramah, bermain musik, dan menulis buku. Selain sebagai cendekiawan, dia juga seorang pemusik, dokter, rohaniwan, dan pekerja sosial yang pantang menyerah. Dia adalah pemusik yang andal, sekaligus seorang penulis buku yang cukup produktif.

Sedemikian banyak predikat yang disandang Dokter Schweitzer. Namun, yang paling lekat dari sosok Schweitzer adalah sebagai pekerja sosial yang bergairah dan pantang menyerah. Sebagai bagian dari ciptaan Tuhan, Schweitzer menyayangi semua makhluk hidup dan alam semesta, entah manusia, binatang, dan tumbuhan. Ia ingin selalu merawat dan memekarkan kehidupan. Filosofi Cinta Kasih Semesta benar-benar telah mendarah daging dalam jiwanya. Schweitzer adalah sosok yang mampu meramu secara ideal antara apa yang disebut sebagai “wacana” dan “praxis sosial”."

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: M. Arief Hakim
Editor: Zakiyyatul A’immah

Penerbit: Nuansa Cendekia
ISBN: 9786023503483
Terbit: Februari 2016 , 74 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

"Dokter Schweitzer adalah pejuang kemanusiaan sejati yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk menolong orang-orang yang miskin, sengsara, dan tertindas, khususnya di belantara Afrika. Ia menolong orang-orang yang sakit dan sengsara (dan tentu saja miskin) secara tulus, tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Ia bahkan membiayai kerja kemanusiaannya dari jerih payahnya sendiri, entah dari ceramah, bermain musik, dan menulis buku. Selain sebagai cendekiawan, dia juga seorang pemusik, dokter, rohaniwan, dan pekerja sosial yang pantang menyerah. Dia adalah pemusik yang andal, sekaligus seorang penulis buku yang cukup produktif.

Sedemikian banyak predikat yang disandang Dokter Schweitzer. Namun, yang paling lekat dari sosok Schweitzer adalah sebagai pekerja sosial yang bergairah dan pantang menyerah. Sebagai bagian dari ciptaan Tuhan, Schweitzer menyayangi semua makhluk hidup dan alam semesta, entah manusia, binatang, dan tumbuhan. Ia ingin selalu merawat dan memekarkan kehidupan. Filosofi Cinta Kasih Semesta benar-benar telah mendarah daging dalam jiwanya. Schweitzer adalah sosok yang mampu meramu secara ideal antara apa yang disebut sebagai “wacana” dan “praxis sosial”."

Pendahuluan / Prolog

Pengantar
Dokter Schweitzer adalah pejuang kemanusiaan sejati yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk menolong orang-orang yang miskin, sengsara, dan tertindas, khususnya di belantara Afrika. Ia menolong orang-orang yang sakit dan sengsara (dan tentu saja miskin) secara tulus, tanpa mengharapkan imbalan apapun. Ia bahkan membiayai kerja kemanusiaannya dari jerih payahnya sendiri, entah dari ceramah, bermain musik, dan menulis buku.

Dokter Schweitzer adalah sosok yang serba bisa dan meraih gelar doktor dari berbagai cabang ilmu, yaitu teologi, filsafat, musik, dan kesehatan. Selain sebagai cendekiawan, dia juga seorang pemusik, dokter, rohaniwan, dan pekerja sosial yang pantang menyerah. Dia adalah pemusik yang andal, sekaligus seorang penulis buku yang cukup produktif.

Sedemikian banyak predikat yang disandang Dokter Schweitzer. Namun, yang paling lekat dari sosok Schweitzer adalah sebagai pekerja sosial yang bergairah dan pantang menyerah. Sebagai bagian dari ciptaan Tuhan, Schweitzer menyayangi semua makhluk hidup dan alam semesta, entah manusia, binatang, dan tumbuhan. Schweitzer ingin selalu merawat dan memekarkan kehidupan. Filosofi “Cinta Kasih Semesta” benar-benar telah mendarah daging dalam jiwanya. Schweitzer adalah sosok yang mampu meramu secara ideal antara apa yang disebut sebagai “wacana” dan “praksis sosial”.

Berkat kerja-kerja kemanusiaannya yang sangat bermakna bagi banyak orang, khususnya masyarakat miskin, sengsara, dan tertindas, Schweitzer meraih Hadiah Nobel pada tahun 1953. Dan, sejumlah uang yang diperolehnya dari hadiah nobel bukan dipakai untuk diri sendiri dan keluarganya, melainkan dipakainya untuk memperbaiki sarana kesehatan bagi banyak orang miskin yang membutuhkan.

Hingga usia tuanya, Schweitzer tak hentihentinya memikirkan kerja-kerja kemanusiaan bagi orang-orang yang membutuhkan. Baginya, dengan kerja kemanusiaan yang tulus dan tanpa pamrih, hidup menjadi (semakin) baik, indah, dan bermakna.

Daftar Isi

Sampul
Daftar Isi
Pengantar
1 - Suara Orgel dan Rumah Goethe
2 - Pantang Membunuh Binatang
3 - Tinggal di Rumah Paman
4 - Mempelajari Filsafat dan Teologi
5 - Dihantui Patung Negro
6 - Kulit Hitam yang Tertindas
7 - Menikahi Helene
8 - Dianggap Terlalu Liberal
9 - Berangkat Ke Afrika
10 - Menolong Para Pasien
11 - Macan Tutul Putih
12 - Dimasukkan Kamp Tahanan
13 - Menderita Sakit Parah
14 - Kembalinya Sang Dokter Agung
15 - Tegas dan Keras, Namun Baik Hati
16 - Rumah Sakit Baru
17 - Cinta Kasih Semesta
18 - Sang Motivator dan Inspirator
19 - Ekses Perang Dunia II
20 - Inspirasi Lao Tze
21 - Meraih Hadiah Nobel