Tampilkan di aplikasi

Buku Media Cendekia Muslim hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Hujan Safir

A Memoir Meyda Sefira

1 Pembaca
Rp 68.000 15%
Rp 57.800

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 173.400 13%
Rp 50.093 /orang
Rp 150.280

5 Pembaca
Rp 289.000 20%
Rp 46.240 /orang
Rp 231.200

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

“Hujan Safir”, merupakan rekaman peristiwa hidup. Sebuah diary peristiwa tawa, bahagia, dan air mata. Sebuah perjalanan seorang Meyda Sefira menemukancahaya. Meyda, bertutur dengan bijak dalam buku ini: masa kecilnya yang unik, prestasinya yang melesat karena cibiran, perjuangannya mencari pekerjaan di siang yang terik, wisata spiritualnya menjadi sosok Muslimah yang ‘berani’ mengenakan jilbab, hingga ia dikenal luas sebagai seorang Aktris Muslimah setelah memerankan Ayatul Husna dalam Megafilm Ketika Cinta Bertasbih. Semua itu diungkap dalam buku ini. Selamat menikmati guyuran hikmah dalam “Hujan Safir” ini!

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Meyda Sefira

Penerbit: Media Cendekia Muslim
ISBN: 9786026108142
Terbit: Desember 2013 , 203 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

“Hujan Safir”, merupakan rekaman peristiwa hidup. Sebuah diary peristiwa tawa, bahagia, dan air mata. Sebuah perjalanan seorang Meyda Sefira menemukancahaya. Meyda, bertutur dengan bijak dalam buku ini: masa kecilnya yang unik, prestasinya yang melesat karena cibiran, perjuangannya mencari pekerjaan di siang yang terik, wisata spiritualnya menjadi sosok Muslimah yang ‘berani’ mengenakan jilbab, hingga ia dikenal luas sebagai seorang Aktris Muslimah setelah memerankan Ayatul Husna dalam Megafilm Ketika Cinta Bertasbih. Semua itu diungkap dalam buku ini. Selamat menikmati guyuran hikmah dalam “Hujan Safir” ini!

Pendahuluan / Prolog

Prolog
Setiap orang memiliki diary kehidupan. Baik diary yang ditulis secara tertata rapi dalam buku diary yang merupakan curahan hati, kelebatan peristiwa sehari-hari, baik cerita kegembiraan, kesedihan, kekecewaan, kelucuan, dan berbagai cerita unik. Diary adalah suatu “buku rahasia” yang tertutup rapat di balik lembar-lembar buku, di bilik kamar spesial, di tempat khusus yang hanya si pemilik dan tempat diary itu yang tahu.

Aku adalah wanita, yang memiliki diary itu. Walau tidak semua catatan peristiwa kutulis secara kontinyu dalam sebuah buku, namun diary kehidupan tentu tak luput dari catatan ingatanku, terekam jelas dalam otakku.

Awalnya, aku hanya ingin menyimpan dalam diam setiap catatan peristiwa itu. Cukuplah diary kehidupanku dan beberapa peristiwa unik kusimpan rapat, menjadi bahan kenangan. Namun, desakan demi desakan, baik dari luar maupun dari dalam diri pun muncul. Sebuah desakan betapa beberapa catatan peristiwa itu tidak ada salahnya jika kusampaikan lewat karya. Ya, lewat karya lugas apa adanya yang menampilkan sosok seorang Meyda Sefira.

Dengan sebuah harapan, apapun yang kusampaikan dalam catatan ini, menjadi inspirasi bagi siapapun yang membacanya, dan tentu menjadi bahan pengingat diriku untuk senantiasa mewaspadai setiap ledakan peristiwa kehidupan yang tentu misteri. Dengan kemisterian itu, aku semakin meyakini begitu hebatnya skenario Allah Sang Penggenggam peristiwa.

Setiap kubaca tulisan ini, aku membacanya dengan ledakan emosi. Terkadang ada tawa yang keluar, ada air mata yang menetes jika aku mengingat sosok dua pahlawanku (Papa dan Mama) yang senantiasa menyayangiku, mendidikku dengan penuh bijak, hingga aku meraih sebuah nikmat yang tak terhingga. Nikmat dalam Islam, nikmat dalam naungan iman. Tentu, Allah jualah yang menggerakkanku sehingga aku bisa sampai kepada tahap kesadaran bahwa seorang Muslimah harus menunjukkan identitasnya tanpa rasa malu dan takut. Wasyhad bi anni muslimah “saksikanlah sesungguhnya aku adalah seorang Muslimah.”

Tulisan ini adalah rekaman peristiwa hidup. Sebuah diary peristiwa tawa, bahagia, dan air mata. Sebuah perjalananku menemukan cahaya, yang seolah bergerak menuju ke arahku, ke arah Meyda Sefira. Dan kusampaikan dalam karya ini. Karya yang berbicara tentang warna-warni Meyda Sefira.

Selamat menikmati jamuan sederhana. Semoga mengandung makna.

Daftar Isi

Sampul
Daftar Isi
Ucapan Terima Kasih
Prolog: Ketika Diary Sefira Berbicara
Kun Meyda Sefira!
     Lahirku, Darah Ibuku
     Kun Meyda Sefira!
Safir Kecil
     Ikhlas, Walau ASI Harus Dihentikan
     Anak Manis dan Favorit
     Karena Malas, Dikira Salah Masuk Kelas
     Macan Tutul di TK-ku
     Saat Musibah Menimpaku
     Kebahagiaan Kembali Muncul
Gallery Safir Kecil
Cambuk
     Di Hang Tuah X Juanda Masih Memelihara Sifat Lama
     Para Motivatorku....
     Strategi Belajar
     Kesan Bersama Pak Hoesnan
     Doaku untuk Nem 42
Belajar dari Guru dan Diriku
     Belajar dari Dua Guru
     Aku Salah Tempat
Kebijakan yang Maha Bijak
     Ketika Tidak Masuk SMA Favorit
     Pak Momo, Guru Favoritku
     Marisa, Jalan Menuju Cahaya
     “Shummun Bukmun . . .”
     Mengukir Prestasi
Menikmati dan Memahami Kebijakan-Nya
     Bukan Kampus Impian
     Peserta Ospek “Pembangkang”
     Warna Kampus
Suka Duka Kerja Part Time
     Libur untuk Bekerja
     Ditaksir Cewek
     Kesabaran dan Ketelitian
     Berkah Ramadhan
     Peristiwa Cukup Menyebalkan
Keajaiban Jilbab
     Cahaya itu Datang
     Keajaiban Jilbab
Saat Cita-cita Tertunda Itu Datang
     Cita-cita yang Tertunda itu Datang
     Audisi
Penjara Suci dan Skenario Ilahi
     Penjara Suci
     Malam Puncak
Hujan Cercaan yang Menguatkan
     Hujan Cercaan
     Pribadi-pribadi Hujan
Hujan Safir
     Malam Anugerah
     Ujian Terselubung
     Hujan Safir
Aktris atau Pengajar?
     Antara Kuliah dan Syuting
     Menjadi Dosen
Kekhawatiran yang Harus Dihadapi
     Tawaran yang Mengejutkan
     Kekhawatiran yang Harus Dihadapi
Lelaki Impian, Calon Imamku
     Cinta Suci vs Cinta Semu
     Lelaki Impian
Lingkungan Baru, Prinsip Lama
     Kantor Baru, Lingkungan Baru
     Kembali ke Dunia Akting
     Belajar dari Aktor Senior
     Keteguhan Dapat Mewarnai
Hidup untuk Berkorban dan Menebar Kepedulian
     Ajaran Berkorban
     Menebar Kepedulian
     Membangun Rasa Lewat “Rumah Singgah
Epilog: Setiap Peristiwa Ada Hujan
Tentang Penulis