Tampilkan di aplikasi

Buku Nuansa Cendekia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Kamus Hubungan Internasional

1 Pembaca
Rp 125.000 15%
Rp 106.250

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 318.750 13%
Rp 92.083 /orang
Rp 276.250

5 Pembaca
Rp 531.250 20%
Rp 85.000 /orang
Rp 425.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

"Baik sebagai disiplin ilmu maupun dalam konteks kehidupan sehari-hari, hubungan internasional bersifat kompleks dan dinamis. Kompleks karena melibatkan banyak aktor dengan beragam kepentingan, dinamis karena yang menjadi pokok bahasan terus berkembang. Sifat hubungan internasional yang kompleks ini melahirkan beragam konsep dan terminologi yang sebagian hanya digunakan dalam diskusi kelas, dan sebagian besar justru muncul di pemberitaan media dan perbincangan sehari-hari.

Pemahaman mengenai konsep dan terminologi tersebut berperan penting dalam membantu kita memahami fenomena hubungan internasional. Oleh karena itu, Kamus Hubungan Internasional ini disusun berdasarkan pemikiran tersebut dan keprihatinan akan masih sedikitnya buku penunjang studi hubungan internasional.

Buku ini memuat lebih dari 1.350 konsep dan terminologi di bidang hubungan internasional, diplomasi, dan politik luar negeri. Penulis menjadikan literatur hubungan internasional sebagai rujukan dipadukan dengan pengalaman dalam dunia diplomasi selama kurang lebih sepuluh tahun. Penjelasan setiap entri disusun dengan bahasa sederhana dan mudah dipahami."

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Khasan Ashari
Editor: Irwan Kurniawan

Penerbit: Nuansa Cendekia
ISBN: 9786023503889
Terbit: Februari 2015 , 489 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

"Baik sebagai disiplin ilmu maupun dalam konteks kehidupan sehari-hari, hubungan internasional bersifat kompleks dan dinamis. Kompleks karena melibatkan banyak aktor dengan beragam kepentingan, dinamis karena yang menjadi pokok bahasan terus berkembang. Sifat hubungan internasional yang kompleks ini melahirkan beragam konsep dan terminologi yang sebagian hanya digunakan dalam diskusi kelas, dan sebagian besar justru muncul di pemberitaan media dan perbincangan sehari-hari.

Pemahaman mengenai konsep dan terminologi tersebut berperan penting dalam membantu kita memahami fenomena hubungan internasional. Oleh karena itu, Kamus Hubungan Internasional ini disusun berdasarkan pemikiran tersebut dan keprihatinan akan masih sedikitnya buku penunjang studi hubungan internasional.

Buku ini memuat lebih dari 1.350 konsep dan terminologi di bidang hubungan internasional, diplomasi, dan politik luar negeri. Penulis menjadikan literatur hubungan internasional sebagai rujukan dipadukan dengan pengalaman dalam dunia diplomasi selama kurang lebih sepuluh tahun. Penjelasan setiap entri disusun dengan bahasa sederhana dan mudah dipahami."

Pendahuluan / Prolog

Pengantar
Pada 6-8 September 2000, 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sepakat untuk mengadopsi Millennium Declaration. Deklarasi yang dihasilkan pada forum Millennium Summit ini memuat nilai, prinsip, serta tujuan dari agenda internasional abad ke-21. Melalui deklarasi ini, negara-negara menegaskan komitmen mereka untuk menjadikan equality, solidarity, tolerance, respect for nature, dan shared responsibility sebagai prinsip dan nilai yang menjadi dasar hubungan internasional pada abad ke-21. Tujuan di bidang pembangunan yang ditetapkan dalam Millennium Declaration kemudian dijabarkan ke dalam konsep Millennium Development Goals (MDGs). MDGs mencakup delapan tujuan di bidang pembangunan untuk diwujudkan sebelum tahun 2015, yaitu pemberantasan kemiskinan dan kelaparan; tersedianya pendidikan dasar secara universal; terwujudnya kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; penurunan angka kematian anak; peningkatan kesehatan ibu; penanggulangan HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya; pelestarian lingkungan; dan pengembangan kemitraan global untuk pembangunan. Dasar penyusunan MDGs adalah pengakuan terhadap hak setiap individu atas martabat (dignity), kebebasan (freedom), kesetaraan (equality), dan pemenuhan kebutuhan dasar; serta peningkatan toleransi dan solidaritas.

Disepakatinya nilai, prinsip, dan tujuan dari agenda internasional sebagaimana tercantum dalam Millennium Declaration merupakan refleksi dari rangkaian perubahan tata hubungan internasional pasca Perang Dingin. Sejak itulah lahir kesempatan bagi masyarakat internasional untuk memberikan perhatian lebih besar terhadap isu-isu pembangunan yang sebelumnya kerap disebut sebagai low politics dan dipandang sebagai isu kelas dua. Perubahan di atas juga tidak dapat dilepaskan dari tiga aspek yang menjadi karakteristik hubungan internasional pasca Perang Dingin. Pertama, hubungan internasional menjadi semakin kompleks sejalan dengan bertambahnya jumlah aktor yang terlibat; semakin beragamnya pola interaksi di antara aktor-aktor tersebut; serta bertambahnya aspek dan isu yang menjadi pokok bahasan. Negara tetap menjadi pelaku utama hubungan internasional namun peran aktor non-negara (seperti organisasi internasional, organisasi non-pemerintah, dan perusahaan multinasional) juga semakin penting.

Keamanan yang secara tradisional merupakan isu utama hubungan internasional tetap mendapatkan tempat khusus, namun isu-isu non-keamanan juga dianggap tidak kalah penting. Hubungan internasional juga tidak lagi identik dengan interaksi formal antarnegara sejalan dengan meningkatnya peran organisasi internasional, organisasi non-pemerintah, dan aktor non-pemerintah lainnya utamanya pada forum diplomasi multilateral.

Kedua, kompleksitas hubungan internasional juga dibarengi dengan meningkatnya interdependence atau kesalingtergantungan di antara aktor-aktor yang terlibat. Konsep interdependence yang dipopulerkan oleh Nye dan Keohane pada 1977 merujuk pada keterkaitan kondisi, kebijakan, dan tindakan antaraktor dalam hubungan internasional. Menguatnya interdependence membuat satu negara tidak dapat lagi hanya menjadikan kepentingan nasional sebagai satu-satunya dasar pengambilan kebijakan. Negara tersebut juga harus mempertimbangkan dampak kebijakan yang diambil terhadap kepentingan negara-negara lain.

Selain itu, interdependence juga meningkatkan kesalingterkaitan di antara isu-isu hubungan internasional sehingga tidak ada lagi isu yang dianggap lebih penting dari yang lain.

Ketiga, globalisasi menyebabkan menipisnya ‘batas’ antarnegara serta berkurangnya perbedaan antara isu domestik dan isu global. Konsep intermestic yang dipopulerkan oleh Manning pada 1977 banyak digunakan untuk menjelaskan fenomena ini. Intermestic adalah singkatan dari international and domestic merujuk pada fenomena meningkatnya kesalingterkaitan antara isu-isu internasional dan domestik. Banyak isu yang sebelumnya dianggap sebagai persoalan domestik, saat ini juga dilihat sebagai isu global dan mendapatkan perhatian yang besar dari masyarakat internasional. Pelestarian lingkungan di satu negara, sebagai contoh, kini dianggap sebagai isu global karena dampak dari pelestarian lingkungan di satu negara baik positif maupun negatif tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di negara tersebut tetapi juga masyarakat di negara-negara lain.

Kompleksitas hubungan internasional, meningkatnya kesalingtergantungan dan derasnya arus globalisasi membuat masyarakat internasional semakin menyadari arti penting collective responsibility. Gagasan tentang collective responsibility sebenarnya bukan merupakan hal baru. Pada 1980, komisi internasional yang dipimpin oleh William Brandt, bekas Kanselir Jerman (Barat), menerbitkan laporan berjudul North-South: A Programme for Survival. Dokumen yang juga dikenal sebagai Brandt Report ini menekankan pentingnya hubungan perdagangan antara negara maju dan negara berkembang yang berlandaskan pada azas manfaat untuk kedua pihak dan pemerataan kesejahteraan untuk negara-negara berkembang.

Daftar Isi

Sampul
Daftar isi
Pengantar
Pengantar penulis
Daftar Enntri
1 - A                                  
2 - B                                    
3 - C                              
4 - D                                    
5 - E                                      
6 - F                              
7 - G                                
8 - H
9 - I
10 - J
11 - K
12 - L
13 - M
14 - N
15 - O
16 - P
17 - Q
18 - R
19 - S
20 - T
21 - U
22 - V
23 - W
24 - X
25 - Y
26 - Z
Daftar pustaka
Tentang penulis