Ikhtisar
Buku ini hadir pada saat yang pas karena saat ini bisa dikatakan bahwa urusan ide pemikiran dari para tokoh politik, terutama kaum perempuan bisa dianggap kurang banyak. Iklim kebebasan berpikir dan berpendapat sudah semestinya direspons dengan aksi positif, yaitu memperbanyak publikasi pemikiran. Dengan demikian kita bisa memiliki banyak kekayaan ilmu dari kehidupan orang-orang penting negeri ini. Khofifah, dengan rutinitasnya mempublikasikan gagasan-gagasannya telah membuktikan bahwa dirinya bukan sekadar tokoh publik yang hanya bisa tampil melalui lisan. Selain karena alasan untuk memperkaya khazanah pemikiran dari tokoh-tokoh perempuan, buku ini kami terbitkan juga sebagai bentuk apresiasi nilai lebih dari Khofifah Indar Parawansa yang memang sudah sepatutnya diberikan tempat.
Pendahuluan / Prolog
Pengantar Penerbit
Pemimpin merupakan amanah. Itu merupakan pilar dasar pemikiran sang penulis buku ini. Khofifah Indar Parawansa, seorang perempuan yang tergolong langka di Indonesia.
Ia seorang aktivis sejak muda. Perjalanan panjangnya sebagai aktivits politik ia menjelma menjadi aktor gerakan perempuan nasional yang matang oleh pengalaman. Ia bukan sekadar aktivis politik murni, melainkan juga tampil sebagai seorang figur muslimah yang intelektualitasnya teruji, penuh dedikasi dan antusias dalam urusan kemasyarakatan, dan sosoknya tampil dengan penuh karakter sebagai seorang pemimpin yang patut mendapat tempat di negeri ini.
Dengan meletakkan sosok Khofifah seperti itu, maka tidak berlebihan kiranya buku ini hadir secara khusus, di samping beberapa buku lain yang kami terbitkan. Setelah buku Islam, NU dan Keindonesiaan terbit dan menjadi bukti dirinya sangat perhatian terhadap pemikiran keagamaan, kali ini Khofifah tampil mengusung gagasan lain.
Ada empat pemikiran Khofifah dalam buku ini yang memuat serangkaian gagasan-gagasan politik, sosial, pemerintah, globalisasi, generasi muda, perempuan, dan kemanusiaan.
Bagian pertama bicara “Lingkungan Hidup dan Global Warming”. Bagian kedua menyoroti isu kemanusiaan terkait masalah “Buruh Migran dan Human Trafficking”. Bagian ketiga merespons isu kontemporer yang menjadi problem generasi, yaitu “Narkoba, Pornografi dan Ancaman Global”. Bagian keempat mengangkat persoalan “Kepemimpinan dan Birokrasi” sebagai kritik atas model kepemimpinan para birokrat yang masih menjadi persoalan utama di negeri ini.
Keempat bagian tersebut disusun seperti yang Anda lihat sekarang ini sebagai cara untuk memudahkan penyuntingan buku.
Jika Islam, NU dan Keindonesiaan terbit beriringan dengan buku ini—dan kita belum mendapatkan ide-ide Khofifah yang lain— tidak lama lagi akan menyusul buku karya Khofifah selanjutnya yang akan berbicara tentang emansipasi kaum perempuan, dan bicara masalah politik nasional.
Buku ini hadir pada saat yang pas karena saat ini bisa dikatakan bahwa urusan ide pemikiran dari para tokoh politik, terutama kaum perempuan bisa dianggap kurang banyak. Iklim kebebasan berpikir dan berpendapat sudah semestinya direspons dengan aksi positif, yaitu memperbanyak publikasi pemikiran. Dengan demikian kita bisa memiliki banyak kekayaan ilmu dari kehidupan orang-orang penting negeri ini. Khofifah, dengan rutinitasnya mempublikasikan gagasan-gagasannya telah membuktikan bahwa dirinya bukan sekadar tokoh publik yang hanya bisa tampil melalui lisan.
Selain karena alasan untuk memperkaya khazanah pemikiran dari tokoh-tokoh perempuan, buku ini kami terbitkan juga sebagai bentuk apresiasi nilai lebih dari Khofifah Indar Parawansa yang memang sudah sepatutnya diberikan tempat. Selamat membaca.
Faiz Manshur
Daftar Isi
Sampul
Kata mereka
Pengantar Penerbit
Daftar Isi
Bagian I Lingkungan Hidup & Global Warming
Kecil Menanam, Dewasa Memanen
Karena Perempuan, Alam Lestari
Memperhatikan Manajemen Krisis
Global Warming dan Mentalitas Kita
Banjir Lagi, Bencana Lagi
Hijrah Menuju Penataan Lingkungan
Keibuan dan Kelestarian Alam
Memuliakan Alam
Pengelolaan Lingkungan
Bila Alam Bicara
Ayat-ayat Peringatan
Global Warming dan Pesan Soros
Musibah, ‘Ashabiyyah
Bendera Keikhlasan
Jihad di Tengah Musibah
Bumi Lestari, Alam Berseri
Bagian II Buruh Migran, Human Trafficking
Cerita Ceriyati
Eliminasi Perbudakan Modern
Buruh Migran, ‘Merdeka’ Menahan Aniaya
Ironi Pahlawan Devisi
Tertimbun Derita di Kampung Orang
Melawan Perdagangan Manusia
Antara TKW dan GKD
Ketika Perempuan Selalu Disepelekan
Masalah TKI dan Perlindungan Hukum
Manohara, Cici,
Derita Sumiati, Derita Kita Juga
Penyiksaan TKI
Peta Human Trafficking
TKI di Kolong Jembatan
Tragedi Ruyati
Buruh Migran dan Fatwa MUI
TKI juga Warga Negara
Bagian III Narkoba, Pornografi, Ancaman Budaya Global
Pahlawan dan Narkoba
Dari Pornografi ke Aborsi
Serbuan Informasi Global
Narkotika dan Dunia Seleb
Kepungan Fenomena Budaya Global
Sinetron, “Sinetron”
Ghibah, Gosip, Dunia Maya
Menimbang Facebook
Moralitas Idola
Pendidikan Seks Lebih Dini
Ketika Kepekaan Sosial Berkurang
Edukasi Seks untuk Anak
Tom & Jerry dan Aborsi
Racun Tikus dan Pecahan Kaca
Layar Penggoda
LG, Eye of Horus, Dajjal
Euforia Aborsi
Corby, Narco-Terorism
Kondom dan Orkestrasi Pembangunan
Narkoba, Ancaman Bonus Demografi
Bagian IV Kepemimpinan, Pelayanan, Birokrasi
Mentalitas dan Inkonsistensi
“Harpitnas” Mengabaikan Pelayanan
Pelayan Masyarakat
Tongkat Estafet, Kebangkitan Nasional Kedua
Mesin Birokrasi
Pelayanan dan Pengawasan
Memimpin = Melayani
Reformasi Birokrasi, Kenapa Takut?
Optimisme, Menghadapi Hambatan
Membaca Utang Luar Negeri
Menjaga Harta Negara
Integrasi dan Otonomi
Gus Dur vs SBY
Aspirasi atau Bagi-bagi Duit
Refleksi Hijrah
Warning Tokoh Lintas Agama
Miskin Keteladanan
Kepemimpinan Amanah
Reshuffle, Perubahan dan Perbaikan
Aksi Premanisme
Kepemimpinan dan Kecerdasan Sosial
Di Tengah Krisis Keteladanan
Citra Diri Pemimpin
Khadijah dan ‘Aisyah, Kisah Sayyid Abbas al-Maliki
Krisis Keteladanan
Tentang Penulis & Penyunting