Bisa disebutkan kejuaraan nasional speed off-road dan sprint reli jadi yang paling akhir digelar untuk putaran pertamanya. Kedua event yang digabung dalam Merdeka Speed & Sprint 2019 ini akhirnya bisa terselenggara dengan lokasi di Sirkuit Tembong Jaya, Serang, Banten (7-8/9).
Keamanan utama Untuk event perdana ini, Banteng Motorsport kembali menjadi penyelenggara. Total jumlah peserta untuk kedua event tersebut sekitar 170-an. Sayangnya, kali ini, pertarungan sedikit menurun, terutama pada kelas-kelas yang isinya justru mobil-mobil kencang dan dikenal dengan kelas ‘neraka’.
Di speed off-road, yang berada di Grup G5 dilepas satu per satu. Padahal biasanya sekali lepas, dua mobil akan bertarung. G5 berisi mobil-mobil yang punya performa dan daya ‘keruk’ ban ke tanah cukup besar.
Hal ini karena debu yang membumbung tinggi setelah mobil balap melintas bisa menutup pandangan driver dan juga navigator. Padahal untuk debu ini sudah diantisipasi oleh pihak penyelenggara, Banteng Motorsport.
Selalu dilakukan penyiraman air serta chemical sejak pembuatan trek dan juga saat pagi hari ketika lomba. Namun ketika panas terik dan mengering, debu kembali tebal. Keputusan ini diambil sematamata demi faktor keamanan peserta.
Karena dalam balap, faktor keamanan menjadi yang utama. Baik bagi pelakunya dan terutama juga penonton. Sehingga bukan hanya aksi dari peserta saja yang jadi suguhan entertainment.
Persoalan debu ini juga disebutkan Arjianshah yang turun di G1.2. Di grup ini, Arji, panggilannya masih dilepas berdua. “Memang mengganggu pandangan, tapi kan ada navigator yang baca pacenote. Jadi ya kita percaya saja dengan navigator,” sebut putra dari Musa Rajekshah, Wagub Sumut.
