Perkembangan teknologi mobil listrik semakin berkembang, tercatat beberapa pabrikan mobil sudah mulai membagi fokusnya terhadap teknologi masa depan ini. Sebut saja Tesla, BMW, Jaguar, Audi, GM, Nissan, Mercedes-Benz dan Hyundai. Walaupun mobil listrik di Indonesia masih terbilang sedikit dan belum mulai menggeliat, namun usaha ke arah pengembangannya terus diupayakan.
Tesla berbagai model sudah dihadirkan di Indonesia lewat Importir umum, Prestige Image Motorcars. Lantas OTOMOTIF juga berkesempatan menjajal Hyundai Ioniq dari PT. Hyundai Motors Indonesia. Saat dipinjamkan Ioniq, kami jadi lebih paham bagaimana proses pengisian listrik, baik dari rumah maupun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Indonesia masih memerlukan banyak infrastruktur untuk mengembangkan kendaraan listrik baik mobil maupun motor.
Untuk mendorong hal tersebut, pemerintah pun tak tinggal diam. Ada Peraturan Presiden No 55 Tahun 2019 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 8 tahun 2020, bahwa BBN dan PKB untuk kendaraan listrik berbasis baterai, maka biaya BBNKB dan PKB maksimum 30 persen dari tarif normal. Lantas untuk DKI Jakarta, ada kebijakannya yang menyatakan bahwa biaya BBN KLBB adalah 0, dan PKB 30 persen dari tarif normal.
Sehingga biaya pajak tahunannya lebih rendah. Hyundai Ioniq yang kami jajal, biaya pajak tahunannya hanya Rp 3,3 juta, yang lebih murah daripada Honda Brio RS. Biaya pemakaian energi Ioniq pun jauh lebih murah dari mobil konvensional teririt sekalipun. Jika dibanding harga BBM oktan 92, harga listrik per kWh seper-enamnya.
Selain pemberian insentif pajak, pemilik mobil listrik diberikan keuntungan lain seperti parkir gratis di sejumlah lokasi di DKI Jakarta (aturan ini tergantung kebijakan pemda setempat), bebas aturan ganjil genap di jalan protokol di DKI Jakarta. Bagaimana tren dan perkembangan seputar mobil listrik secara global, berikut ini informasinya.
