Ketika kuliah, Ivan ditemani sebuah Honda Tiger, yang kondisinya sekarang bobrok tak terurus. “Sempet dibuat Japstyle karena adek minta, pas udah jadi gak dipakai karena kan Covid. Akhirnya gua ambil dan ubah konsep,” ceritanya kepada OTOMOTIF. Karena ingin beda, akhirnya sang macan dikonversi jadi mini. “Cari yang unik, kepikiran deh dibikin kecil. Karena Tiger kan basic mesinnya gede, badan gua juga gede. Setelah ngumpulin referensi, baru deh tuangin idenya ke Insan Motor Bekasi,” sambungnya.
Ketika eksekusi, ternyata rangka utama terlalu bobrok. “Akhirnya rangka beli baru, karena rangka yang lama parah. Kemudian rangka belakang diubah dibuat rata, lalu yang bawahnya gak ditegakin. Itungannya, ubahan rangka malah gak terlalu banyak,” jelas Yustinus Erwan Santoso alias Iyus, punggawa Insan Motor Bekasi.
Ubahan cukup banyak justru pada dudukan swing arm. “Letak as swing arm dimundurin kurang lebih 5 cm, ini bagian pentingnya dan susah nyetelnya karena masih manual,” papar Iyus. “Kalau ini gak diubah, nantinya motor bakal kelihatan kuntet banget. Lalu mesin dibuat mepet atas, geser engine mounting. Tujuannya biar jarak mesin ke tanah gak terlalu rapat,” lanjut pria yang bengkelnya baru saja pindah ke rumahnya yang ada di Jl. Swatantra V, Jatirasa, Kec. Jatiasih, Bekasi, Jabar.
Kaki-kaki tentu juga disesuaikan biar ikutan mini. Peleknya diganti pakai ring 10 inci lebar 3 dan 3,5 inci, yang dibalut ban memberi efek ‘ngedonat’ pada ban Bridgestone Battlax RS10 150/60-17. Kelly juga mengganti satu set gir dengan lansiran Galespeed. Dibuat lebih berat demi mengejar kecepatan. Sekarang jadi 43/13, standarnya 48/14. Sekalian rantai juga diganti pakai TK Chain SRO o-ring. Mesin 250 cc 4 silinder dibiarkan standar. Kelly hanya memasang knalpot Yoshimura asli Jepang memberi efek ‘ngedonat’ pada ban Bridgestone Battlax RS10 150/60-17.
