Tampilkan di aplikasi

Honda Tiger 2006, Jakarta Barat Classic-neo racer

Tabloid OTO PLUS - Edisi 52/XIII
20 Juni 2016

Tabloid OTO PLUS - Edisi 52/XIII

Mengikuti wadah dunia custombikes, yang mengarah ke model classic custom, bukan berarti harus mengaplikasi gaya klasik sejati. Bisa juga memadukan antara konsep masa kini dengan tampang lawas. / Foto : Wawa

OTO PLUS
Mengikuti wadah dunia custombikes, yang mengarah ke model classic custom, bukan berarti harus mengaplikasi gaya klasik sejati. Bisa juga memadukan antara konsep masa kini dengan tampang lawas. Seperti yang dilakukan Yuwono Jati dakkri workshop Lunatic Inc. “Kami pengin membuat sebuah karya yang berbeda. Selama ini memang sering menggabungkan konsep lawas dengan teknologi terkini. Nah sekarang menjajal buat model café racer,” sahut Jati, sapaan akrabnya.

Berbasis Honda Tiger keluaran 2006, Jati mencoba konsep café racer paling pas buat tongkrong ala new-school (istilah penggabungan unsur lama dan baru). Berbagai ide pun digabungkan. Hasilnya, “Pakai half fairing. Namun modelnya one-piece, jadinya terkesan motor masa kini,” paparnya. Dengan modal biaya ubahan Rp 15 jutaan, Jati merombak motor selama 3 bulan. “Konsepnya bisa disebut classic-neo racer. Lebih ke arah classic racer tapi bernuansa modern,” bilang pria bertubuh kekar ini. Yuk, simak langsung classic-neo racer ala Lunatic Inc. ini!

Bodi One Piece Bodi yang dirancang Jati sekilas memang seperti classic racer pada umumnya. Namun begitu melihat detailnya, barulah terpancar perbedaan. “Konstruksinya one piece. Memakai bahan pelat galvanis 1,2 mm,” terangnya. Rancangan one piece body memang membuat pemasangan lebih ribet, termasuk saat bongkar dan pasang. “Namun one piece body dapat menghemat pemakaian komponen, paling utama adalah baut. Kalau sudah paham, waktu untuk membongkar pun akan lebih cepat,” beber punggawa workshop di kawasan Joglo, Jakarta Barat ini.

“Tampilan pun jadi lebih mewah kan.” Untuk mendapatkan konsep one piece body, seluruh bagian dibuat ulang, mulai dari fairing depan sampai ke bodi belakang. Keunikan tersendiri adalah pada fairing. Dibuat menyambung dengan tangki dan bodi belakang dengan lekukan yang mengikuti gerakan kemudi. Agar bisa terpasang rapi, “Bagian sub frame kudu di-custom mengikuti desain one piece body. Termasuk mengatur seluruh bracket-nya,” imbuhnya.
Tabloid OTO PLUS di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI