Tampilkan di aplikasi

MotoGP San Marino, fakta di balik kemenangan pedrosa

Tabloid OTO PLUS - Edisi 12/XIV
15 September 2016

Tabloid OTO PLUS - Edisi 12/XIV

Kemenangan Dani Pedrosa di San Marino ini benar-benar membuktikan kepada publik, bahwa dirinya masih merupakan salah satu pembalap yang diperhitungkan di MotoGP. / Foto : MotoGP.com

OTO PLUS
Kemenangan Dani Pedrosa di San Marino ini benar-benar membuktikan kepada publik, bahwa dirinya masih merupakan salah satu pembalap yang diperhitungkan di MotoGP. Tak hanya itu saja, Pedrosa sekaligus membuktikan, bahwa selain skill mumpuni dan motor yang punya potensi, di MotoGP ada faktor-faktor eksternal yang turut menentukan prestasi pembalap. Untuk lebih jelasnya mari kita evaluasi penampilan Pedrosa musim ini.

Ketika performa Marc Marquez mengalami peningkatan dan ajeg bertarung di lini depan, Pedrosa justru masih kesulitan beradaptasi dengan setup motor, ECU Magneti Marelli dan ban Michelin. Dari sekian kompleks masalah yang dihadapi Pedrosa, salah satu masalah terbesar yang ‘merugikannya’ adalah kompon ban belakang Michelin yang kelewat keras untuknya. “Ban ini dipakai tahun lalu ketika kami mulai melakukan tes dengan Michelin. Saat itu saya selalu cepat dan bisa berada di depan dalam hal catatan waktu.

Tapi sekarang, ban itu menjadi lebih keras dan lebih keras lagi. Baik itu untuk konstruksi, kompon, maupun tekanan. Ban menjadi sangat kaku,” lanjut Pedrosa. Perubahan ini dilakukan Michelin untuk merespon masukan dari pembalap dan hal-hal yang terjadi selama tes atau balap. Sialnya, respon ini tidak menguntungkan Pedrosa karena berat tubuhnya yang di luar rata-rata. Pedrosa mengaku, bobot tubuhnya yang kelewat ringan membuatnya kesulitan dalam memanaskan ban untuk mencapai temperatur kerja ideal. Akibatnya, catatan waktu yang dibuatnya tidak memenuhi harapannya.

Ya, pembalap kelahiran 29 September 1985 ini mendapat julukan Titanium karena tubuhnya yang ringan (tapi kuat), dengan berat 51 kg dan tinggi 160 cm. “Di MotoGP ada banyak pembalap yang punya berat tubuh ratarata lebih dari saya. Dan apesnya, Michelin tidak membuat ban hanya untuk saya,” tutup Pedrosa. Nah di San Marino kemarin, isu ban dan temperatur udara yang panas ini membantu Pedrosa dalam menemukan ritme balap yang cepat. Kita simak fakta-fakta di sesi Free Practice (FP) hari Jumat dan Sabtu.
Tabloid OTO PLUS di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI