Tampilkan di aplikasi

Fokus infrastuktur kelewat ambisius

Majalah Peluang - Edisi 94
26 Maret 2018

Majalah Peluang - Edisi 94

Dalam RPJMN 2015-2019, kabinet yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen.

Peluang
SEPANJANG tahun 2017, beragam proyek pembangunan infrastruktur digelar. Bumi Cendrawasih jadi salah satu fokus utama. Lewat pembangunan jalan dan jembatan sepanjang 4.357 km, jalur Trans Papua menghubungkan Provinsi Papua dan Papua Barat. Dana Rp18,7 T pun digelontorkan.

Tak hanya di Papua, sepanjang tahun 2017, pembangunan jalur Trans Sumatera dan Trans Jawa terus dioptimalkan. Namun, PR pemerintah tak sebatas jalur darat. Sejak dimulai tahun 2015, sudah ada 13 rute tol laut angkutan barang, sebagian besar ke Indonesia Timur. Rencananya, 2018 ini akan ditambah dua rute lagi. Keduanya di pelabuhan kota besar.

Padahal, selain lima pulau utama, Indonesia memiliki 2.000- an pulau kecil berpenghuni. Gencarnya pembangunan infrastruktur dinilai belum berdampak signifikan pada pertumbuhan. Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) memprediksi ekonomi Indonesia 2018 bakal tumbuh 5,2 persen. Angka tersebut di bawah target dalam APBN 2018 yang dipatok pemerintah 5,4 persen.

Menurut Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Maxensius Tri Sambodo, ada beberapa indikator penyebab pertumbuhan ekonomi tidak bisa lebih tinggi. Di antaranya, pembangunan infrastruktur dalam waktu dekat belum bisa memberikan dampak ekonomi. Itu sebabnya LIPI memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2018 sebesar 5,2 persen.

Sambodo menyebut prakiraan itu saat memaparkan Outlook Ekonomi 2018 di kantor LIPI, Jakarta, medio Desember. Hasil perhitungan LIPI menyebutkan, dalam kurun 2014-2017 anggaran infrastruktur tumbuh 33,3 persen. Tetapi produk domestik bruto (PDB) hanya tumbuh 7,3 persen.
Majalah Peluang di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI