Tampilkan di aplikasi

Jembatan akar batang bayang

Majalah Peluang - Edisi 95
26 Maret 2018

Majalah Peluang - Edisi 95

Bisa dihitung jari jumlah jembatan akar di muka bumi. Ada di India, di Jepang, dua di Indonesia (Baduy dan Sumbar). Satu lagi didokumentasikan tahun 1880, terbuat dari tanaman Wisteria–salah satu tanaman rambat paling kokoh.

Peluang
Bukan dari besi atau kayu besi/ulin yang umum dikenal, melainkan terbuat dari akar. Akar rambat dua pokok kayu dari kedua sisi sungai dipertautkan begitu rupa. Makan proses panjang untuk jadi sebuah njembatan. Ituah konstruksi sarana perlintasan yang unik. Tampak kurang meyakinkan, tapi sebetulnya lentur, solid, dan tangguh.

Jembatan Batang Bayang berada di Desa Pulut-pulut, Kec IV Nagari Bayang Utara, Pesisir Selatan. Dari Painan, ibukota kabupaten ini, jaraknya 24 km. Atau 80 km dari Kota Padang, melewati Teluk Bayur.

Jembatan Akar ini menghubungkan Desa Pulut-pulut dengan Desa Lubuk Silau, membentang sepanjang 25 meter dan lebar 1 meter di atas Batang (sungai) Bayang. Di bagian bawahnya ditambahkan pijakan kayu agar lebih nyaman melaluinya.

Dari penuturan tokoh masyarakat, Herman Datuak Rajo Bandaro, diketahui jembatan tersebut dibuat oleh ulama bernama Pakih Sokan. Pakih ini kasihan melihat murid-murid mengajinya dari Puluik-puluik sering tidak datang karena aliran Batang Bayang kerap meluap.

Pada tahun 1916 Pakih Pohan menanam dua batang Jawi-jawi (sejenis pohon beringin yang berdaun lebar) di dua lokasi. Satu di daerah Puluik-puluik, satu lagi di daerah Lubuak Silau. Kedua lokasi itu dipisahkan oleh Batang Bayang.

Lalu akarnya yang bergantungan dijalin di batang bambu yang dijadikan jembatan sebagai tulang jembatan akar. Setelah 3 tahun, akar dua pohon Jawi-jawi tersebut bertaut, tapi jembatan belum bisa dilalui.
Majalah Peluang di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI