Ikhtisar
Hakikat diri yang mengenal akuntansi konvensional, lambat laun mampu bertransformasi mengenal akuntansi dalam perspektif multiparadigma. Proses transformasi dalam buku ini dimetaforakan dengan berbagai cara, seperti transformasi dari seekor ulat menjadi kepompong yang akhirnya akan berubah menjadi kupu-kupu cantik. Selain itu, proses transformasi dalam akuntansi multiparadigma juga digambarkan seperti perjalanan hidup. Dimulai dari seorang bayi, anak kecil, remaja, dewasa, hingga menuju kepada ketiadaan. Sebagai suatu proses, kedirian akuntan[si] juga berproses. "Diri" yang tidak hanya mengolah pikir, tetapi juga olah rasa dan olah batin. Tidak hanya didasari oleh rasionalitas materialitas tetapi juga oleh Cinta. Bukan diri yang tercerabut dari fitrahnya, tetapi proses yang menjadikan diri akuntan[si] yang lebih tercerahkan, yang lebih mengenal aku si "diri" sebagai wujud cinta pada Aku Sang Pencipta.
Pendahuluan / Prolog
Prakata Penulis
Tulisan ini lahir sebagai bentuk respon awal pada saat belajar beradaptasi dengan pemahaman akuntansi yang baru di Universitas Brawijaya. Perspektif akuntansi baru ini kemudian dikenal dengan nama akuntansi multiparadigma. Berbagai pandangan yang berbeda tetapi bertujuan untuk mencari satu pemahaman yang akan membawa kepada kebaikan. Isi dari tulisan ini berisi tentang hakikat diri yang mengenal akuntansi konvensional yang bertransformasi mengenal akuntansi dalam perspektif multiparadigma.
Proses transformasi dalam buku ini dimetaforakan dengan berbagai cara. Transformasi bisa digambarkan seperti seekor ulat yang menjijikkan dan menakutkan berubah menjadi kepompong dan berakhir menjadi kupu-kupu yang cantik. Selain cantik, kupu-kupu juga bermanfaat bagi lingkungan dengan menjadi agen penyerbukan, baik terhadap bunga-bunga dan buahbuahan. Akuntansi juga diharapkan menjadi cantik dan membawa perubahan. Metafora menuju kebaikan akuntansi juga digambarkan seperti pelangi. Meskipun pelangi sarat dengan mitos tentang sekumpulan bidadari yang terbang turun naik dari langit menujuke bumi menggunakan pelangi sebagai tangganya.
Akan tetapi keindahan pelangi terlihat karena berkumpulnya berbagai warna menjadi satu tanpa saling menghilangkan warna aslinya. Pelangi digambarkan sebagai keberagaman dan kebhinekaan, seperti keindahan multiparadigma dalam akuntansi.
Proses transformasi dalam akuntansi multiparadigma juga digambarkan seperti perjalanan hidup. Dimulai dari seorang anak kecil, remaja, dewasa, hingga menuju kepada ketiadaan. Dalam perjalanan tersebut seorang pejalan akan mengenal dirinya. Bertemu dengan berbagai paradigma yang memberi pencerahan baik bagi dirinya maupun bagi sekelilingnya.
Sebagai suatu proses, kedirian akuntan[si] juga berproses. “Diri” yang tidak hanya mengolah pikir, tetapi juga oleh rasa dan olah bathin. Yang tidak hanya didasari oleh rasionalitas materialitas tetapi juga oleh Cinta. Bukan diri yang tercerabut dari fitrahnya.
Tetapi proses yang menjadikan diri akuntan[si] yang lebih tercerahkan, yang lebih mengenal aku si “diri” sebagai wujud cinta pada Aku Sang Pencipta.
Pada akhirnya, akuntansi yang selama ini dikenal kaku, maskulin, hanya berisi angka-angka dan bertugas sebagai media pertanggungjawaban akan lebih berwarna dalam bingkai paradigma atau keberagaman pandangan dan solusi. Akan tetapi di balik tujuan baik akuntansi, bukan rahasia juga kalau akuntansi selama ini juga menjadi alat untuk menipu dan melakukan kecurangan keuangan. Akuntansi dalam perspektif multiparadigma diharapkan akan menjadi lebih baik dan menggali sisi humanis para akuntansiawan untuk membawa pada kebaikan. Metafora-metafora yang dipaparkan dalam tulisan ini menjadi gambaran bahwa sekecil apapun perubahan yang dilakukan dalam akuntansi diharapkan memberi kebaikan dan menjadi agen kasih di dunia ini.
Tulisan ini [mungkin] terkesan seperti “curhatan” akan pergolakan pikiran, rasa, dan batin, dengan segala macam rasa, seperti rasa ‘nano-nano’. Apapun itu, selalu ada asa, semoga “curhatan” ini bisa memberi insight bagi siapa saja. Aamiin….
Sulawesi Tengah, 17 Juli 2022
Penulis
Penulis
Jurana - Dr. Jurana NS, SE., MSA adalah dosen di UNiversitas Tadulako (2006- sekarang). Ia lahir di Palu pada 13 April 1982. Penulis berhasil menyelesaikan studi S1 di Universitas Tadulako, kemudian S2 dan S3 di Jurusan Akuntansi FEB Universitas Brawijaya Malang pada tahun 2019
Editor
Nashrudin Latif - Bapak Nashrudin Latif merupakan dosen tetap di PGRI University of Adi Buana · Department of Management. Beliau lulusan S1 Universitas Brawijaya dan S2 Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
Daftar Isi
Sampul
Prakata Penulis
Daftar Isi
Bab 1 Berubah: Metafora Metamorfosis Jembatan Transformasi Diri Akuntan (Si)1
Multiparadigma: Candradimuka Akuntansi
Aku dan Penjara Pikiran
Lapisan Aku
Aku Sejati yang Tercerahkan
The Magic of Power Ranger “Berubah”: Transformasi Menuju Akuntansi Baru
“Metamorfosis”: sebagai Jembatan Transformasi Akuntan(si)
Spiritual: Metamorfosis sebagai Jembatan Transformasi Diri Akuntan(si)
Daftar Referensi
Bab 2 Meniti Jalan Membangun Akuntansi: Sebuah Perjalanan Yang Masih Terus Berlanjut
Pendahuluan
Menabur Benih Cinta
Mata Kuliah Penipuan Akuntansi
Aku yang Tercerahkan
Penutup
Daftar Pustaka
Bab 3 “Ijtihad”: Jejak Langkah Membangun Pengetahuan Akuntansi
Rahayu Indriasari Pengantar
Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Negeri Poso
Universitas Hasanuddin
“Kebenaran” Tentang Pertemuan
Daftar Referensi
Bab 4 Jejak Keberadaan Diri Dalam Gelutan Akuntansi
Pengalaman Diri Dalam Gelutan Akuntansi
Tinjauan Atas Pengalaman Diri Dalam Gelutan Akuntansi
Daftar Referensi
Tentang Penulis