Menjadi bagian dari solusi pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan adalah komitmen dan tekad yang diikrarkan dalam benak Basar Manullang muda. Tidak heran bila alumnus Fakultas Kehutanan IPB tahun 1986 ini, mencoba peruntungan nasib mengikuti seleksi penerimaan pegawai pada Maret 1987 di Departemen Kehutanan (saat itu), setelah sebelumnya bekerja di salah satu perusahaan perkayuan yaitu HPH di daerah Sangkulirang Provinsi Kalimantan Timur.
“Puji Tuhan diterima sebagai pegawai honorer dulu (tidak seperti saat ini langsung diangkat menjadi CPNS). Saya ditempatkan di Kanwil Departemen Kehutanan Provinsi Bengkulu,” kenang Basar. Ketika di Bengkulu, Basar nyaris memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai pegawai negeri lantaran ujian hidup yang sangat berat. Tetapi mengingat cita-cita pribadi dan kemarahan sang ayah begitu mengetahui puteranya akan keluar dari pegawai negeri, maka niat undur diri tersebut ia urungkan.
“Ayahanda saya (almarhum) seorang pendidik dan mama saya juga seorang guru. Didikan orangtua saya menjadikan saya bertumbuh menjadi pribadi yang tekun dengan karakter yang tegas dan tidak ada kata menyerah,” kata Basar pada PORTONEWS, Selasa (18/8/2020) di ruang kerjanya di Manggala Wanabakti, Jakarta.
Kesabarannya pun membuahkan hasil. Pada tahun 1994, pria kelahiran Medan pada 21 Nopember 1962 ini dipindah ke Departemen Kehutanan. Tepatnya di Direktorat Peredaran dan Pengolahan Hasil Hutan Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan. Kurang lebih 16 tahun mengabdi, baru pada Mei 2010, Basar yang menyelesaikan pendidikan tingkat SD, SMP dan SMA di kota Medan, diberikan amanah menjadi Kepala Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi (BPPHP) Wilayah VII Jayapura, yang wilayah kerjanya meliputi Provinsi Papua.
