Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Obor Indonesia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Suratan Takdir

1 Pembaca
Rp 65.000 30%
Rp 45.500

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 136.500 13%
Rp 39.433 /orang
Rp 118.300

5 Pembaca
Rp 227.500 20%
Rp 36.400 /orang
Rp 182.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Zadig ou la Destinée ‘Zadig atau Suratan Takdir’ (1747), merupakan hikayat pertama Volaire yang mendapat sukses besar. Kisah Voltaire sesungguhnya amat sederhana, dapat membuat pembaca dengan mudah dapat menangkap alur ceritanya ke dalam pembacaan yang linear.

Suratan Takdir adalah menceritakan kisah seorang pemuda bernama Zadig, yang kaya, tampan dan dermawan, kemudian memadu kasih dengan seorang wanita cantik jelita bernama Semira. Akan tetapi Semira meninggalkannya ketika Zadig mendapatkan kecacatan (Mata Picak) karena menyelamatkan Semira dari bahaya.

Perjalanan cinta Zadig kemudian berlanjut kembali dengan seorang gadis biasa bernama Azora, dan ternyata kandas juga. Zadig kemudian lebih memilih untuk memahami filsafat hidup dan belajar untuk mencintai alam, membuatnya berkelana ke berbagai negeri, kerajaan, menjadi budak, hingga bertemu dengan pertapa dan berbagai macam orang lainnya.

Makna sesungguhnya yang diungkapkan oleh Voltaire ialah filsafat hidup, sindiran, kritik bahkan serangan-serangan tajam yang dilancarkannya terhadap lawan-lawan atau gagasan-gagasan yang tidak disukainya, tidak selalu mudah ditangkap, yang kadang-kadang memberi kesan konyol dan tidak bernilai sastra.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Voltaire

Penerbit: Pustaka Obor Indonesia
ISBN: 9786239481278
Terbit: April 2021 , 188 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Zadig ou la Destinée ‘Zadig atau Suratan Takdir’ (1747), merupakan hikayat pertama Volaire yang mendapat sukses besar. Kisah Voltaire sesungguhnya amat sederhana, dapat membuat pembaca dengan mudah dapat menangkap alur ceritanya ke dalam pembacaan yang linear.

Suratan Takdir adalah menceritakan kisah seorang pemuda bernama Zadig, yang kaya, tampan dan dermawan, kemudian memadu kasih dengan seorang wanita cantik jelita bernama Semira. Akan tetapi Semira meninggalkannya ketika Zadig mendapatkan kecacatan (Mata Picak) karena menyelamatkan Semira dari bahaya.

Perjalanan cinta Zadig kemudian berlanjut kembali dengan seorang gadis biasa bernama Azora, dan ternyata kandas juga. Zadig kemudian lebih memilih untuk memahami filsafat hidup dan belajar untuk mencintai alam, membuatnya berkelana ke berbagai negeri, kerajaan, menjadi budak, hingga bertemu dengan pertapa dan berbagai macam orang lainnya.

Makna sesungguhnya yang diungkapkan oleh Voltaire ialah filsafat hidup, sindiran, kritik bahkan serangan-serangan tajam yang dilancarkannya terhadap lawan-lawan atau gagasan-gagasan yang tidak disukainya, tidak selalu mudah ditangkap, yang kadang-kadang memberi kesan konyol dan tidak bernilai sastra.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Voltaire, nama sebenarnya Francois-Marie Arouet (1694-1778), adalah salah seorang pengarang besar Prancis abad ke-18, yang dikenal di seluruh dunia, di samping pengarang-pengarang termasyhur abad itu, seperti Montesquieu (penulis Trias Politica) dan Rousseau (penulis Contrat Social). Gagasan-gagasannya masih sering dikutip sampai sekarang, karena sifatnya yang universal dan yang masih tetap aktual untuk masalah-masalah masa kini.

Yang paling menonjol dari sikapnya sebagai seorang pemikir, ahli filsafat, sastrawan dan sejarahwan adalah kebenciannya pada kefanatikan, pada diskusi filsafat dan keagamaan yang dinilainya terlalu bertele-tele sehingga tidak masuk akal dan mengabaikan masalah-masalah manusia yang utama. Dia juga sangat cinta dan memperjuangkan keadilan, baik dalam karya-karyanya, maupun dalam kehidupan yang sebenarnya. Pandangan hidupnya yang praktis dan realistis dibuktikannya antara lain dengan jalan membina dan mengembangkan sebuah desa kecil bernama Ferney, dari desa yang sepi menjadi desa industri kecil yang aktif.

Pada abad ke-20 ini Voltaire sebagai penulis drama tidak begitu diperhatikan lagi, walaupun sesungguhnya semasa hidupnya dia telah menulis cukup banyak naskah drama yang mendapat sukses besar, baik pada waktu penerbitannya, maupun pada waktu dipertunjukkan (antara lain Zaire tahun 1732 dan Irene yang dipertunjukkan di Paris dengan sambutan meriah, menjelang akhir hidupnya pada tahun 1778). Voltaire mengabdikan enam puluh tahun dari hidupnya yang panjang untuk menulis dan menerbitkan berbagai karya. Di samping menulis drama, dia menulis beberapa karya sejarah yang didasari penelitian dan dokumen otentik, karya filsafat, kritik sastra, pamflet-pamflet yang berisi gagasan politik serta hikayat-hikayat filosofis.

Di antara semua karyanya yang bernilai tinggi dan yang mengangkatnya menjadi anggota Académie Française*)1 anehnya justru hikayat-hikayatnyalah yang sampai masa kini masih tetap dibicarakan dan dianggap sebagai “merk” pengarang ini, mungkin karena “unik”. Salah satu di antaranya, Candide ou l’Optimisme, ‘Candide atau Optimisme’ (l759), pernah difilmkan pada sekitar tahun enam puluhan. Pada tahun 1988, gagasan-gagasannya yang paling ekstrim, terutama yang menyangkut agama, diramu dalam drama yang berjudul Voltaire’s folie dan dipertunjukkan di Paris selama berbulan-bulan.

Hikayat-hikayat Voltaire ditulis ketika dia menjelang usia tua dan tatkala telah mencapai ketenaran. Yang pertama, Le Voyage du Baron de Gaugan, ‘Perjalanan Baron de Gaugan’, ditulis pada tahun 1739, ketika dia berusia empat puluh lima tahun. Hikayat pertamanya itu hilang tak berbekas, boleh jadi karena tidak diterbitkan, sebab mungkin dia belum menganggapnya sebagai karya yang berharga. Patut dicatat bahwa pada masa itu roman belum dianggap sebagai karya sastra. Namun sejak hikayat pertamanya yang mendapat sukses besar, Zadig ou la Destinée ‘Zadig atau Suratan Takdir’ (1747), sampai meninggal pada tahun 1778, tak kurang dari dua puluh enam hikayat yang telah ditulisnya, di antaranya yang paling terkenal ialah Candide dan L’Ingénu (Si Lugu, 1767).

Semula Voltaire menulis hikayat-hikayat sebagai sarana untuk menghibur sahabat-sahabatnya, dalam jamuan-jamuan makan malam yang diselenggarakan dalam rangka tukar-menukar pikiran tentang masalah sastra, selain juga untuk menyampaikan filsafat hidupnya dengan cara yang menyenangkan, tanpa memberikan kesan menggurui. Pada kata pengantar Zadig, Voltaire menulis bahwa Zadig adalah ‘karya yang mengungkapkan lebih dari yang tampak diceriterakannya.’ Struktur hikayat-hikayat Voltaire sesungguhnya amat sederhana, sehingga pembaca dengan mudah dapat menangkap alur ceriteranya dalam pembacaan yang linear.

Namun makna sesungguhnya yang diungkapkan oleh hikayat-hikayat itu ialah filsafat hidup, sindiran, kritik bahkan serangan-serangan tajam yang dilancarkannya terhadap lawan-lawan atau gagasan-gagasan yang tidak disukainya, tidak selalu mudah ditangkap, karena penuh konotasi yang sering sangat ironis. Untuk memahaminya diperlukan pengetahuan sosial-budaya yang cukup, pengalaman hidup serta kematangan berpikir. Tanpa pemahaman ironi yang dikandungnya, karya-karya Voltaire itu tak lebih dari hikayat popular biasa, yang kadang-kadang memberi kesan konyol dan tidak bernilai sastra.

Ida Sundari Husen

Daftar Isi

Cover
Daftar isi
Kata pengantar
1. Mata Picak
2. Hidung
3. Anjing dan Kuda
4. Si Pedengki
5. Orang-orang berbudi luhur
6. Perdana Menteri
7. Pertengkaran dan Permusyawaratan
8. Rasa Cemburu
9. Perempuan yang disiksa
10. Perbudakan
11. Pembakaran
12. Jamuan Makna Malam
13. Almona Berkencan
14. Tarian
15. Si Mata Biru
16. Perampok
17. Penangkapan Ikan
18. Kadal
19. Pertandingan
20. Sang Pendeta
21. Teka-teki
Biodata Penulis