Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Rumah C1nta hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Pelangi Rasa

Serumpun Kisah Perjuangan Menyibak Tabir Rahasia Tuhan

1 Pembaca
Rp 40.000 15%
Rp 34.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 102.000 13%
Rp 29.467 /orang
Rp 88.400

5 Pembaca
Rp 170.000 20%
Rp 27.200 /orang
Rp 136.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Selama hayat dikandung badan, maka ujian dan cobaan akan silih berganti menghampiri. Tak bisa dipungkiri, karena itu suratan Ilahi.

Tatkala badai suratan menghantam istana kebahagiaan yang susah payah dibangun, apa yang akan kau lakukan, Kawan? Menghardik takdir dengan segala rupa sumpah serapah, ataukah menata langkah dengan penuh pengharapan pada Sang Maha Pemurah?

Tak ada goresan takdir yang sia-sia. Segala sesuatu menyiratkan cahaya cinta dari Sang Pencipta. Setiap badai ujian, baik suka maupun duka menyimpan semburat pelangi rasa setelahnya.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Linda Sofia

Penerbit: Pustaka Rumah C1nta
ISBN: 9786236140116
Terbit: April 2021 , 300 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Selama hayat dikandung badan, maka ujian dan cobaan akan silih berganti menghampiri. Tak bisa dipungkiri, karena itu suratan Ilahi.

Tatkala badai suratan menghantam istana kebahagiaan yang susah payah dibangun, apa yang akan kau lakukan, Kawan? Menghardik takdir dengan segala rupa sumpah serapah, ataukah menata langkah dengan penuh pengharapan pada Sang Maha Pemurah?

Tak ada goresan takdir yang sia-sia. Segala sesuatu menyiratkan cahaya cinta dari Sang Pencipta. Setiap badai ujian, baik suka maupun duka menyimpan semburat pelangi rasa setelahnya.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Memasuki usia yang masih baru setengah tahun ini, puji syukur kepada Allah KMO Oliends Book telah membersamai kurang lebih 70 penulis, menerbitkan tiga buku antologi dan tercetak 550 eksemplar, tersebar ke berbagai pembaca di penjuru negeri. Bagi kami yang masih anak bawang di dunia literasi, pencapaian itu adalah sebuah prestasi yang patut kami kibarkan bendera apresiasi untuk semua kontributor dari lintas profesi yang ikut berjuang dan membuktikan bahwa menulis adalah bakat yang bisa ditekuni oleh mereka yang mau belajar.

Lantas, keadaan ini tak membuat kami berpuas diri. Masih banyak angan menggantung di depan mata agar banyak lagi karya antologi dan karya solo yang akan lahir di kemudian hari. Dalam perjalanannya, KMO Oliends Book masih perlu menambal kekurangan di sana-sini dengan segala bentuk wawasan dan pengetahuan di bidang literasi. Agar apa yang kami suguhkan mencipta perubahan walau hanya setitik dalam dimensi ruang dan waktu kehidupan penulisnya juga para pembaca.

Untuk menciptakan perubahan itu, kami tidak boleh berhenti belajar terus menerus, karena proses mewujudkan perubahan tanpa proses belajar yang teru menerus hanyalah bualan belaka. Sungguh anugerah yang istimewa, KMO OB bisa menghadirkan kembali buku antologi cerpen Batch 4 ini. Sebuah kumpulan kisah yang diramu dengan konflik yang tidak sederhana dan tentunya dengan gaya bahasa yang menggugah jiwa.

Buku antologi cerpen bertajuk Pelangi Rasa ini sarat dengan riset yang mendalam untuk menciptakan nuansa cerita yang lebih berisi dan bermutu. Sehingga, proses penerbitannya pun harus mengalami keterlambatan dikarenakan proses swasunting yang lebih detail. Semoga dengan hadirnya buku ini akan menambah rasa cinta, warna baru dalam dunia literasi, dan ada sepotong hikmah yang bisa dipetik.

Situbondo, 09 Maret 2021
Founder KMO Oliends Book
Linda Sofia

Daftar Isi

Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bahtera Doa dan Air Mata
Kado Hijrah untuk Ibu
Anakku Bayu, Bukan Buyu
Maryam (Bukan) Perawan Suci
Petaka di Villa Asri
Lumbung Keabadian
Sunyi dengan Al-Qur’an
Rantai Cinta dalam Keterbatasan
Senja di Rikugien
Sakit untuk Bahagia
Duka Pulau Rantau
Titian Pelangi
Satu Cinta untuk Kaila
Haniya dan Mentari
Samudera Rasa
Aku dan Siri Keluarganya
Merajut Kalbu
Sepenggal Waktu Misteri Kehidupan
Senyum di Balik Doa

Kutipan

Bahtera Doa dan Air Mata
epuluh tahun sudah aku menjanda, sekaligus  menjadi orang tua tunggal untuk buah  hatiku, Arkan. Buah cinta pernikahanku  dengan suami pertama. Sepuluh tahun pula  aku bak mayat hidup, hatiku terkunci rapat  untuk semua laki-laki yang datang mendekat. Seolah mati  rasa dirundung trauma untuk mengecap rasa cinta dan  lawan jenis. KDRT yang menimpaku di awal pernikahan  membuat aku tak membuka ruang kepada laki-laki lain  untuk bisa menjadi ayah sambung dari anak semata  wayangku.

Aku, Naura Wardana Salim. Aku mengikhlaskan diri  memikul beban saat aku harus bekerja lebih lama  dibanding orang lain demi menghidupi anakku dan  kebutuhanku sendiri. Pantang bagiku berpangku tangan  kepada kedua orang tua yang telah banyak berkorban  untukku. Bagiku, berjuang untuk hidup adalah bukti rasa  syukur atas segala anugerah Arkan dalam kehidupanku.

Arkan adalah mentari jiwa yang selalu menyala  terang di relung jiwaku setiap kali aku tersungkur lelah dan  kehilangan tujuan hidup. Menjadi orang tua tunggal, tentu  aku kehilangan keseimbangan hidup. Namun, Arkan  menjadi penguat untuk mengganjal setiap ketimpangan  langkahku.

Sahabat dan keluarga dekat melempar bujuk rayu  untuk membuka hati bagi laki-laki baru. Namun, aku  bergeming tak ada jawaban. Hanya senyuman tipis yang  tersungging di ujung bibir. Walau aku merasa butuh dan  selalu merasa runtuh tiap kali melihat sahabat  bergandengan tangan mesra dengan pasangannya. Aku  tahu, aku tak sempurna, terlebih lagi aku menghadiahkan  kehidupan yang sangat rumit dan tak sempurna untuk  Arkan. Karena sejak perceraian, mantan suamiku tidak pernah menampakkan diri untuk menemui anak laki-lakinya yang kini sudah berusia tujuh tahun