Tampilkan di aplikasi

Proses pemberdayaan, antara kesabaran dan ketekunan

Majalah Rumah Zakat - Edisi 61
11 Oktober 2018

Majalah Rumah Zakat - Edisi 61

Singkong adalah bahan baku utama tepung mocaf

Rumah Zakat
“Tak ada yang instan atau gampang dalam sebuah usaha pemberdayaan, semua perlu proses dan kesabaran yang ekstra.” Setidaknya hal itulah yang dirasakan oleh Suherman sejak ia menjadi Relawan Inspirasi di tanah kelahirannya, Desa Sahkuda Bayu, Kec. Gunung Malela, Kab. Simalungun, Sumatera Utara.

Meski berada di tanah kelahiran, tapi tetap saja segala penyesuaian perlu dilakukan demi menuai hasil yang optimal. Desa Sahkuda Bayu sendiri terletak di antara perlintasan Pematang Siantar menuju arah Danau Toba. Tak heran jika jalan aspal yang melintasinya sudah bagus dan selalu ramai oleh lalu lalang kendaraan. Selain itu, ada aliran

Sungai Sah Bolon yang membelah desa, tempat sebagian warga Sahkuda Bayu menggantungkan hidupnya menjadi petani ikan. “Warga di sini sudah terlalu cinta dengan ternak ikan, sehingga ketika datang tawaran untuk menanam padi pun mereka tolak, meski beberapa waktu lalu desa ini sempat berjaya dengan kebun pepaya sebelum kemudian terkena hama virus,” ujar Herman.

Saat ini Herman mendampingi beberapa usaha pemberdayaan bagi warga Desa Sahkuda Bayu, salah satunya usaha tepung mocaf (modified cassava flour), yaitu tepung yang terbuat dari singkong. Usaha tepung mocaf ini adalah usaha yang sudah ada sebelumnya, sehingga Herman tinggal meneruskan, merapikan manajemennya serta memberikan tambahan modal hasil bantuan dari Rumah Zakat.

Meski ternyata merapikan manajemen yang sudah ada tidak semudah yang dibayangkan. Tetap perlu penyesuaian dan strategi baru agar usaha tersebut makin berkembang serta lebih menghasilkan.
Majalah Rumah Zakat di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI