Tampilkan di aplikasi

Berkunjung ke Kedaburapat, desa di tepi Selat Malaka

Majalah Rumah Zakat - Edisi 72
18 September 2019

Majalah Rumah Zakat - Edisi 72

Desa di Tepi Selat Malaka

Rumah Zakat
Kalau biasanya gue pergi ke satu tempat karena keindahan alamnya, kali ini gue ‘harus’ pergi ke satu tempat karena ketertinggalannya. Pasti ada hal yang menarik yang bisa gue temui di trip kali ini Kedaburapat berada di Pulau Rangsang, Kabupaten Kepulauan Meranti yang berhadapan langsung dengan Selat Malaka.

Untuk menuju ke sana, kami mengambil penerbangan ke Batam lalu melanjutkan perjalanan laut dengan speed boat menuju Tanjung Balai Karimun melalui Pelabuhan Sekupang. Udah sampai? Belum! Dari situ kami masih harus menyeberang Selat Malaka dengan menggunakan perahu kayu untuk sampai ke Pulau Rangsang. Setelah itu melanjutkan perjalanan menggunakan motor selama satu jam.

Di atas motor gue melihat dengan jelas kenapa Kedaburapat digolongkan desa tertinggal. Pertama jaraknya yang jauh dari pusat kota dengan jarak satu rumah ke rumah lain cukup berjauhan dan ‘diisi’ dengan semak belukar tinggi yang tidak terurus. Selain itu, jalanan sangat rusak. Motor kami terpaksa jalan lebih lama untuk memilah jalan yang bisa dilalui.

Kategori jalan rusak di sini bukan cuma jalan bolong-bolong ya, tapi memang nggak bisa dilewati—beberapa titik hanya disambung dengan kayu atau papan selebar dua kali ukuran ban motor. Berada di Pulau Rangsang membuat gue merasa seperti masuk lorong waktu lalu keluar lagi di masamasa dulu waktu jalan masih jelek dan kendaraan hampir tak terlihat di jalanan.

Di sini bahkan nggak ada mobil, Bapak Kepala Desa pun menggunakan becak motor saat datang menemui kami. Mau nggak mau gue jadi membandingkan keadaan sama di kota, di mana kita sering ngomel gara-gara macet dan kendaraan jenis apapun berseliweran nggak kenal waktu.
Majalah Rumah Zakat di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI