Tampilkan di aplikasi

Kota gede, daerah istimewa Yogyakarta kembangwaru, warisan budaya kuliner kotage

Tabloid Saji - Edisi 368
21 Oktober 2016

Tabloid Saji - Edisi 368

Berangkat dari kepedulian terhadap eksistensi kue tradisional kembangwaru yang seolah mulai dilupakan, Paguyuban Dimas-Diajeng Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berusaha mengenalkan kembali kue kembangwaru ke kalangan lebih luas, terutama kaum muda, agar tetap lestari

Saji
Kembangwaru merupakan sebutan untuk jenis kue tradisional khas asal Kotagede karena bentuknya dianggap serupa bunga waru. Berbahan dasar tepung terigu, telur, gula, margarin, dan pengembang kue, rasa dan tekstur kue tradisional ini bisa dikatakan cukup mirip dengan sponge cake pada kue modern. Berdasarkan sejarahnya, kue kembangwaru merupakan salah satu kudapan tradisional kegemaran Raja Mataram dan keluarganya. Penggunaan terigu menunjukkan, kue ini memiliki pengaruh kuat dari budaya kuliner Eropa yang dibawa Belanda di masa kolonial. Tentunya, terigu masih jadi bahan dasar yang mewah kala itu, sehingga kembangwaru bukanlah makanan yang umum dikonsumsi rakyat kecil.

Seiring waktu, kue kembangwaru kian dikenal dan banyak dibuat masyarakat kebanyakan di luar istana. Hingga saat ini, kue kembangwaru masih kerap dihadirkan di sejumlah acara sosial kemasyarakatan seperti arisan atau pengajian warga di kawasan Kotagede. Sayangnya, para pembuat kue kembangwaru seolah dilupakan, termasuk oleh warga Yogyakarta sendiri. Bahkan popularitas kue kembangwaru kalah bila dibandingkan dengan kue kipo (terbuat dari ketan, gula merah, kelapa, dan buah nangka), yang juga salah satu warisan kuliner dari Kotagede. Shinta Noor Kumala dari Komunitas Jelajah Pusaka Kotagede, menuturkan, pada 2012 tercatat pegiat (pembuat) kue kembangwaru di Kotagede masih berjumlah 18 orang. Namun di tahun 2016, hanya tersisa 8 orang saja.

“Tanpa diperkenalkan kembali secara lebih luas, eksistensi kue kembangwaru lama-lama bisa hilang,” ujar Dwi Bagus Supradyitno (24), ketua panitia. Populerkan kembali kue kembangwaru Rangkaian acara “Kembangwaru: 2016 Kembangwaru Bersemi di Kotagede” diawali dengan upaya pengenalan kembali kembangwaru. Sejumlah warga diajak oleh Komunitas Jelajah Pusaka Kotagede berkunjung ke kediaman salah seorang pegiat kue kembangwaru yang masih tersisa di Kotagede.
Tabloid Saji di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI