Tampilkan di aplikasi

Lahan rawa untuk ketahanan pangan

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3772
23 Oktober 2018

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3772

Lahan rawa seluas 750 ha di Desa Jejangkit, Kalsel yang sudah dikembangkan ini diharapkan bisa menjadi solusi permanen untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan praktek pertanian modern berkelanjutan.

Sinar Tani
Lahan rawa seluas 750 ha di Desa Jejangkit, Kalsel yang sudah dikembangkan ini diharapkan bisa menjadi solusi permanen untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan praktek pertanian modern berkelanjutan. Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengapresiasi langkah Kementan dalam mengembangkan potensi lahan rawa dan komitmen untuk melanjutkan program pemanfaatan lahan rawa tersebut.

“Ini kebijakan cerdas dan strategis. Langkah besar untuk bangsa Indonesia. Sekaligus menjawab pesatnya pertumbuhan penduduk dan penurunan lahan pertanian karena opportunity cost yang berubah. Kita salah jika tidak meneruskan dan meningkatkannya,” kata Darmin saat memberi sambutan dan sekaligus membuka puncak acara HPS ke-38, di Desa Jejangkit Muara, Barito Kuala, Kalsel.

Darmin berharap, pemanfaatan lahan tidur untuk pengembangan pertanian di Jejangkit nantinya bisa menjadi kawasan pertanian yang dikelola secara modern dan berkelanjutan. Bukan hanya itu, pengembangan lahan tidur di Jejangkit bisa menjadi model untuk membangun logistik dan transformasi ekonomi masyarakat.

“Ada yang sudah menggeliat di Kalsel ini yakni dikembangkannya lahan tidur untuk pertanian. Lahan tidur ini nantinya bisa menjadi lumbung pangan nasional, bahkan dunia,” katanya. Lonjakan Permintaan Pangan Pencetakan lahan untuk lumbung pangan harus yang dilakukan saat ini bisa mengantisipasi melonjaknya permintaan pangan dunia.

Pada tahun 2050, diperkirakan jumlah penduduk dunia 9 miliar jiwa. Untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk pada 2050 mendatang, jumlah pangan yang diperlukan sebanyak 70% dari ketersediaan pangan yang ada. Darmin mengakui, untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional atau dunia bukan perkara mudah. Mengapa demikian? Pada tahun 1960-1990 produksi pangan dunia menurun rata-rata 3% pertahun.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI