Pada 7 Januari 2019 telah ditanda-tangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Un derstanding/MoU) antara Perum Bulog dengan Badan Ketahanan Pangan (BKP), Kementerian Pertanian. MoU tersebut meru pakan kesepakatan untuk melanjutkan program Sergap selama Januari-Maret mendatang.
MoU tersebut ditandatangani 12 kepala divre Perum Bulog yang merupakan sentra produksi padi. Yakni, Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.
MoU disaksikan Kepala BKP, Agung Hendriadi; Direktur Pengadaan Perum Bulog, Mayjen TNI (Purn). Dr. Bachtiar dan Wakil Asisten Teritorial TNI AD, Brigjen TNI Gathut Setyo Utomo. Masingmasing wilayah mempunyai target serap yang berbeda sesuai potensi produksi padinya. Jawa Timur menjadi provinsi dengan potensi produksi tertinggi sebanyak 4 juta ton gabah kering giling.
Agung mengatakan, untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) tahun 2019 pemerintah menargetkan pengadaan beras sebanyak 1,5 juta ton sampai akhir Maret. Sedangkan target SERGAP tahun 2019 sebanyak 1,8 juta ton. “Tujuan SERGAP ini adalah untuk mengamankan stok cadangan pangan, sehingga pemerintah dapat mengatur stabilisasi pasokan ke pasar ter masuk stabilisasi harga,” ujar Agung, beberapa waktu lalu.
Agung optimistis target SERGAP bisa tercapai. Hal ini karena pada rentang Januari-Maret, beberapa sentra produksi padi sedang panen raya. Berdasarkan perkiraan panen padi selama periode tersebut (Januari-Maret) akan ada panen sebanyak 14,29 juta ton beras. Perinciannya pada Januari sebanyak 2,47 juta ton, Februari 4,5 juta ton dan Maret sebanyak 7,3 juta ton. Artinya pengadaan beras tersebut hanya 10% dari total produksi selama Januari-Maret.
