Tampilkan di aplikasi

Lahan rawa jejangkit panen ikan

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3817
30 September 2019

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3817

Desa Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan

Sinar Tani
Masih ingat Desa Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan? Di desa itulah berlangsung Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2018 laluSaat itu juga Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman men- canangkan program SERASI (Selamatkan Rawa, Rakyat Sejahtera) untuk pengembangan lahan rawa sebagai lumbung pangan masa depan.

Dalam program SERASI, pemerintah bukan hanya mengajak petani mengoptimalkan lahan rawa untuk usaha tani pangan (padi, jagung dan kedelai), tapi juga komoditas lainnya seperti bebek dan ikan. Intinya adalah mengoptimalkan lahan rawa agar kehidupan petani lebih sejahtera.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kali mantan Selatan Syamsir Rah man mengatakan, dibutuhkan perencanaan yang ma tang dalam pengelolaan rawa dengan tata kelola air sebagai kunci. “Tidak bisa hanya asal-asalan, karena hanya sia-sia.

Dulu Jejangkit dikatakan tidak mungkin bisa menghasilkan apa-apa selain penghasil asap. Ini merupakan pembuktian bahwa Jejangkit bisa diubah menjadi lahan yang menghasilkan,” ungkapnya.

Terbukti kini, bukan hanya padi yang sudah panen, di lokasi demfarm juga mulai panen ikan. Adapun ikan yang dibudidayakan diantaranya adalah Ikan Lele, Ikan Gabus dan Ikan Betok (Papuyu). Jenis tersebut merupakan ikan-ikan khas rawa.

Peneliti Balai Penelitian Rawa (Balittra), Wahida Annisa yang merupakan Tim Budidaya Ikan program SERASI mengatakan, ketika tata kelola air sudah bagus, maka kualitas air yang masuk ke lahan juga akanbagus. “Ikan merupakan indikator pencemaran dan kualitas air di habitat sekitar hidupnya. Jika kualitas airnya tidak bagus, maka ikan akan mati keracunan,” ujarnya.

Wahida mengatakan, ikan lele yang dipanen berumur 3 bulan, dengan berat 1 kg untuk (7-8) ekor ikan lele. Sedangkan ikan gabus dan papuyu diharapkan akan panen dalam 1-2 bulan lagi. “Pakan ikan yang kita berikan tidak sembarangan. Bi sa dikatakan, yang ikan dihasilkan berstandar SNI, aman dikonsumsi karena terjaga asupan gizi ikannya,” ujarnya.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI