Tampilkan di aplikasi

Asuransi pertanian jamin rasa aman petani saat iklim tak nyaman

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3902
12 Juli 2021

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3902

Petani

Sinar Tani
Musim hujan di Indonesia akan segera berakhir. Meski begitu tetap harus waspada dengan adanya musim kemarau basah dan cuaca yang tidak menentu ini. Bagi petani kondisi iklim yang tak menentu bisa mengancam pertanaman dan menyebabkan gagal panen.

Indonesia akan memasuki masa transisi ke musim kemarau. Diperkirakan antara Juni hingga Agustus curah hujan akan menurun. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga memperkirakan, musim hujan di Indonesia masih akan terus terjadi hingga November.

Musim kemarau saat ini memang cenderung lebih basah dibandingkan kondisi normalnya. Karena itu, masyarakat dihimbau untuk selalu waspada adanya potensi cuaca buruk dan potensi bencana hidrometeorologi yang bisa terjadi selama curah hujan tinggi.

Menghadapi musim kemarau, Kementerian Pertanian akan melakukan beberapa langkah strategis dan teknis agar petani tak mengalami kerugian akibat perubahan cuaca. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo men jelaskan, ada lima langkah yang dipersiapkan berkaitan mitigasi menghadapi kekeringan akibat kemarau.

Langkah pertama, adalah inventarisasi daerah rawan kekeringan serta pengawalan dan monitoring pertanaman pada daerah berpotensi kekeringan. Kedua, meningkatkan koordinasi antar-instansi pusat dan daerah dalam rangka mitigasi dampak risiko.

Ketiga, pemanfaatan sumbersumber air seperti embung, bendungan, waduk, penggunaan pompa dan alat mesin pertanian (alsintan) untuk memitigasi kekeringan. Keempat pemanfaatan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) atau asuransi pertanian, bantuan saprodi dan pemanfaatan lahan kering dan rawa. Kelima, diseminasi informasi prakiraan iklim.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI