Program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP) membuat pertanian di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, naik kelas. Selain menerapkan pertanian ramah lingkungan, proyek yang mendapat hibah dari IFAD itu meninggalkan jejak terbentuknya dua korporasi petani yaitu Gemas dan Cemoro.
Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono mengatakan, program IPDMIP yang hadir sejak 2018 yang berlokasi di 10 kecamatan memberikan dampak yang sangat signifikan. Pendampingan IPDMIP di Kabupaten Ngawi dapat mengakselerasi kebutuhan petani.
“Terbukti Ngawi saat ini sudah mencapai produktivitas tertinggi dan surplus tertinggi di Indonesia,” ujarnya disela-sela pembuatan video dokumenter Success Story IPDMIP di Kabupaten Ngawi, beberapa waktu lalu. Ke-10 kecamatan yang menjadi daerah program IPDMIP ialah Kecamatan Ngawi, Paron, Geneng, Gerih, Kendal, Kedunggalar, Widodaren, Mantingan, Ngrambe dan Karanganyar.
Peningkatan produksi di Kabupaten Ngawi juga dibarengi dengan terbentuknya kelembagaan petani dalam bentuk koperasi. Selain program Sekolah Lapangan (SL), dalam program IPDMIP juga berfokus pada peningkatan nilai tambah produk dengan pengolahan atau kegiatan pasca panen dan memperpendek rantai pemasaran.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.