Tampilkan di aplikasi

Untung dan buntung satelit BRI

Tabloid Sinyal - Edisi 253
1 Juli 2016

Tabloid Sinyal - Edisi 253

PEKAN lalu bangsa Indonesia, khususnya jajaran Bank Rakyat Indonesia (BRI) bangga ketika satelit milik bank BUMN itu, BRIsat, berhasil diluncurkan dari pusat peluncuran satelit di Kourou, Guyana Perancis, didorong oleh Roket Ariane5

Sinyal
PEKAN lalu bangsa Indonesia, khususnya jajaran Bank Rakyat Indonesia (BRI) bangga ketika satelit milik bank BUMN itu, BRIsat, berhasil diluncurkan dari pusat peluncuran satelit di Kourou, Guyana Perancis, didorong oleh Roket Ariane5. Bangga, karena di dunia ini hanya BRI satu-satunya bank yang mengoperasikan satelitnya sendiri, setelah mengantungi izin sebagai operator telekomunikasi khusus.

BRIsat parkir di orbit GEO (Geostationer Earth Orbit) di ketinggian 36.000 kilometer di posisi 150,5 derajat bujur timur. Slot ini selama hampir dua dekade dikuasai oleh PT Satelindo – yang kemudian diakuisisi PT Indosat – dan ditempati satelit Palapa C. Slot ini sempat kosong karena Indosat tidak meluncurkan satelit pengganti Palapa C yang sudah habis usianya dan oleh ITU (International Telecommunication Union) akan diambil untuk diberikan kepada operator asing yang membutuhkan. Pada tahun 2014, saat PT Indosat memesan satelit pengganti Palapa C, pemerintah mengambil alih slot ini dan menyerahkannya kepada Bank BRI. Bank BUMN itu kemudian memesan satelit besar yang menggendong 51 transponder pembuat satelit, SSL (Space System/Loral) dari Amerika Serikat seharga sekitar 255 juta dollar AS.

Proses pembuatan satelit mencapai sekitar dua tahun dan beberapa bulan lalu BRIsat diseberangkan ke Kourou, Guyana Perancis, untuk kemudian diluncurkan dengan wahana Ariane 5 bersama satu satelit lain, Echostar XVIII. Setelah tertunda dua kali, pada hari Sabtu 18 Juni pukul 18.38 waktu Guyana Perancis BRIsat diluncurkan. BRIsat saat ini sedang meninggalkan posisi transit di geostationer transfer orbit (GTO) di ketinggian sekitaran 4.300 km dari permukaan bumi, sebelum kemudian didorong oleh roket ke orbit tetapnya. BRI merasa perlu memiliki satelit komunikasi sendiri karena selama ini untuk operasionalnya bank itu menyewa 23 transponder dari berbagai operator satelit, antara lain satelit milik PT Telkom, dengan nilai Rp500 miliar setahun.
Tabloid Sinyal di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI