Tampilkan di aplikasi

Muhasabah di balik musibah

Majalah Swadaya - Edisi 197
27 Februari 2020

Majalah Swadaya - Edisi 197

Musibah berupa bencana seolah tak mau pergi dari negeri tercinta ini

Swadaya
Masih segar dalam ingatan, di tahun yang telah dilewati, ada beberapa bencana yang membuat negeri ini terguncang. Akhir Juli hingga awal pekan Agustus, BMKG mencatat ratusan gempa terjadi dari mulai kategori magnitudo kecil hingga besar.

Ratusan nyawa melayang, ratusan lainnya lukaluka, puluhan ribu rumah dan fasilitas umum rusak parah, dan ratusan ribu orang mengungsi. Lombok masih berduka. Bahkan, luka yang dirasakan warga Lombok masih terasa perih.

Di saat itu, Allah SWT kembali menguji dengan gempa magnitudo 7,7 SR yang mengguncang Palu, Sulawesi Tengah dan sekitarnya. Rumah, fasilitas umum, tempat ibadah, masjid, hotel, sekolah, dan sebagainya ambruk.

Tak lama kemudian warga dikejutkan dengan tsunami dan likuifaksi. Lebih dari dua ribu orang meninggal dan ribuan lainnya luka-luka. Sementara, hingga saat ini masih banyak warga yang tinggal di pengungsian.

Menjelang akhir Desember 2018, publik kembali dikagetkan dengan tsunami yang disebabkan longsoran Gunung Anak Krakatau. Ratusan orang meninggal ratusan lainnya luka-luka, dan beberapa orang masih belum ditemukan. Indonesia Rawan Bencana Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) memperkirakan Indonesia akan mengalami 2.500 bencana pada tahun 2019.

Bencana Hidrometeorologi dikabarkan akan mendominasi bencana di Indonesia. Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang disebabkan atau dipengaruhi oleh faktor-faktor meteorologi, misalnya banjir, longsor, dan angin puting beliung. Sedangkan gempa, tsunami, dan erupsi gunung berapi hanya kisaran lima persen.
Majalah Swadaya di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI