Tampilkan di aplikasi

Helvy Tiana Rosa, sebait kisah gadis kecil dari tepi rel kereta api

Majalah Swadaya - Edisi 202
27 Februari 2020

Majalah Swadaya - Edisi 202

Keluarga Helvy Tiana Rosa

Swadaya
Menjadi seorang sastrawan dan senantiasa memberikan manfaat lewat tulisantulisannya adalah cita-cita Helvy Tiana Rosa sejak kecil. Ya, perempuan kelahiran Medan 2 April 1970 ini sangat menyukai membaca dan menulis sejak ia mulai bisa membaca. Helvy dan adik-adiknya akan melahap buku apa pun yang ia dapatkan meski harus bersusah payah.

Sebelum menjadi pegiat literasi ternama sep erti saat ini, Helvy harus menempuh jalan yang terjal dan berliku. Maklum saja, Helvy tidak terlahir dari rahim seorang ibu yang kaya raya, yang setiap saat bisa membelikan benda yang sangat disukainya, buku Menjadi Pengamen Maria, sosok ibu yang tak pernah lelah berjuang mendidik putra­-putrinya adalah sumber kekuatan Helvy dan adik­-adiknya.

Meski hidup serba paspasan dan tinggal di pinggiran rel kereta api, Maria sangat mengutamakan pendidikan anak­anaknya. Maria pun kerap bersedih ketika anak­anaknya berebut koran bekas bungkusan cabe atau bumbu dapur yang dibelinya di pasar.

Maria tak mau diam. Sembari berjualan seprai dari rumah­ke rumah, Maria memberanikan diri meminjam buku atau majalah bekas kepada para pelanggannya untuk dibawa pulang. Hasilnya, 5­10 majalah bisa didapatkan dan dikembalikan dalam keadaan tersampul rapi. Helvy dan adiknya girang bukan main. Dengan segera, mereka malahap semuanya dan menyimpan isinya di memorinya.
Majalah Swadaya di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI