Assalamu’alaikum wr.wb,
Pembaca yang budiman, Di kwartal pertama tahun 2018 ini, intensitas bencana di Indonesia mulai berkurang. Namun akibat bencana sebelum-sebelumnya masih menyisakan berbagai persoalan. Setidaknya menurut data Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) kerugian yang disebabkan bencana selama tahun 2017 di Indonesia mencapai Rp30 Triliun.
Sejak awal tahun hingga 4 Desember 2017, BNPB mencatat 2.175 kejadian bencana di Indonesia. Meliputi; banjir (737 kejadian), puting beliung (651 kejadian), tanah longsor (577 kejadian), kebakaran hutan dan lahan (96 kejadian), banjir dan tanah longsor (67 kejadian), kekeringan (19 kejadian), gempa bumi (18 kejadian), gelombang pasang/abrasi (8 kejadian), serta letusan gunung api (2 kejadian).
Namun persoalan mendasar dari bencana ini adalah recoverinya. Ketika bencana terjadi, banyak bantuan datang. Namun setelah bantuan selesai dan relawan pergi, korban bencana tinggal dengan kepedihan yang tersisa. Untuk melanjutkan kehidupannya, mereka harus mulai dari bawah. Karena itu, korban bencana tidak saja membutuhkan bantuan untuk sekedar bertahan hidup, namun lebih dari itu, ia membutuhkan untuk melanjutkan kehidupan.
Karena itulah Swara Cinta edisi ini, menggambarkan kondisi real di lokasi bencana dan upaya apa yang harus dilakukan untuk memberdayakan para korban bencana. Mengambil studi dari yang dilakukan Dompet Dhuafa, terlihat banyak yang masih bisa dilakukan untuk memberdayakan para korban bencana tersebut. Sinergi antar lembaga kemanusiaan dan berbagai pihak yang peduli sangat diharapkan dalam memberikan bantuan yang konfrehensif, agar para korban bencana dapat bangkit kembali dan ikut bersama membangun Indonesia.
Di samping membahas tentang pemberdayaan korban bencana, edisi kali ini Swara Cinta juga menghadirkan laporan khusus masalah sosial di Nusa Tenggara Timur dan berbagai informasi lainnya yang berhasil dihimpun redaksi. Selamat membaca.
Wassalamu’alaikum wr.wb.