Orang Indonesia itu paling demen dengan hari libur. Mungkin karena terbiasa sejak zaman sekolah dulu. Lihat saja setiap beli kalender baru, pasti yang dicari tanggal merahnya ada berapa. Bahkan ketika nemu harpitnas (hari kejepit nasional) bukan main girangnya. Mereka yang kaya jalanjalan keluar kota, yang PNS mestinya masuk kerja, dengan kesadaran penuh main babat saja.
Di musim pandemi Corona tak bisa begitu lagi. Meski kondisi Covid-19 Sketsa sudah melandai, tapi bukan berarti kita bisa melonggarkan kedisiplinan Corona. Lihat tuh negara-negara di Eropa, Covid-19 merebak lagi bahkan telah muncul pula virus Corona jenis lain yang lebih berbahaya, namanya Omicron.
“Kita Nataru besok jadi pulang ke Yogya Pak?” tanya Bu Atikah pada suaminya. “Bagi kita yang pensiunan, pulang sekarang atau pas Nataru bisa saja, semua itu tergantung ininya.” Jawab Pakde Gendro sambil memilin-milin jari jemarinya, maksudnya: uang! “Padahal uang pensiunan hanya numpang lewat ya Pak, kapan kita bisa pulkam? Sedangkan orang-orang kaya, meski “diganjal” dengan PCR yang mahal, masih bisa pulang juga.” “Akhirnya mereka inilah sebetulnya yang menjadi biang kerok mewabahnya kembali Corona sebagaimana tahun lalu.” Tambah Pakde Gendro. “Mereka itu orang kaya egois, tak menyadari bahwa bisa membahayakan pihak lain.” Jawab Bu Atikah agak emosi.
Belajar dari pengalaman itulah pemerintah menyambut Nataru akhir tahun 2021 dengan program PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) level 3 dari tanggal 24 Desember 2021 sampai 2 Januari 2022.
Maksudnya jelas, sebaiknya penduduk Indonesia di rumah masing-masing saja, jangan bepergian ke mana-mana, karena berpotensi merebaknya kembali Covid-19 sebagaimana di daratan Eropa sana.
Majalah Swara Cinta di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.