Tampilkan di aplikasi

Buku UGM Press hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Dari Hulu Ke Hilir: Perjalanan Sebuah Alat Kesehatan

1 Pembaca
Rp 70.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 210.000 13%
Rp 60.667 /orang
Rp 182.000

5 Pembaca
Rp 350.000 20%
Rp 56.000 /orang
Rp 280.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Indonesia dengan penduduk berjumlah 267 juta jiwa merupakan negara dengan penduduk terpadat keempat di dunia. Dengan jumlah penduduk yang banyak, dapat timbul masalah-masalah yang kompleks. Salah satu permasalahan adalah pelayanan kesehatan yang belum bisa dirasakan secara merata oleh semua warga. Faktor penting yang membuat pelayanan kesehatan di Indonesia belum bisa maksimal, antara lain karena masih terbatasnya fasilitas kesehatan yang tersedia. Sebagai salah satu contoh, sebanyak 90% alat kesehatan yang digunakan di pusat pelayanan kesehatan adalah produk impor. Untuk itulah hadirnya alat kesehatan produk nasional tidak bisa ditunda lagi. Sejatinya dengan menggunakan produk nasional, akan meningkatkan kemandirian bangsa.

Hilirisasi riset merupakan perpaduan antara riset dan inovasi untuk menghadirkan sebuah produk. Merupakan sebuah proses panjang yang diawali dari riset dasar dan berakhir pada pengguna yaitu masyarakat. Banyak riset inovatif termasuk juga pengembangan alat kesehatan yang awalnya bermula dari para peneliti di universitas. Tetapi akhirnya masih sedikit sekali riset inovatif yang bisa menghasilkan sebuah produk dan mampu masuk ke pasar nasional untuk bisa memenuhi kebutuhan bangsa,

Buku ini disusun oleh beberapa peneliti dengan latar belakang keilmuan yang berbeda-beda. Harapannya agar pembaca khususnya para peneliti dapat mempunyai gambaran tentang perjalanan panjang pengembangan sebuah alat kesehatan. Secara mendasar dijelaskan proses hilirisasi alat kesehatan dengan berbasis pada riset lintas disiplin serta mengedepankan etika. Riset yang diawali dengan proses pemilihan material, dilanjutkan dengan pembuatan prototip. Buku ini juga menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan alat kesehatan seperti sifat fisik-mekanik, biokompatibilitasnya, serta pemahaman tentang biofilm yang dapat menjadi penyebab kegagalan penggunaan alat kesehatan..

Sebuah alat kesehatan dapat digunakan oleh manusia apabila sudah terbukti kemampuan fungsionalnya serta aman bagi pemakainya. Untuk mengetahui apakah suatu produk aman, salah satu uji yang harus dilakukan sebelum digunakan pada manusia, yaitu uji pre-klinik dengan menggunakan hewan coba. Buku ini menjadi lengkap karena juga menjelaskan peran hewan coba dalam proses hilirisasi alat kesehatan.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Margareta Rinastiti / Muhammad Kusumawan Herliansyah / Trianna Wahyu Utami / Eng. Agustinus Winarno / Widowati Siswomihardjo MS / Alva Edy Tontowi / Heribertus Dedy Kusuma Yulianto / Dinar Arifianto / Retno Ardhani / Nunuk Purwanti M / Rosa Amalia / Bonifasius Primario Wicaksono / Puput Iin Qur’aini / Dyah Anindya Widyasrini

Penerbit: UGM Press
ISBN: 9786023869831
Terbit: Februari 2023 , 187 Halaman










Ikhtisar

Indonesia dengan penduduk berjumlah 267 juta jiwa merupakan negara dengan penduduk terpadat keempat di dunia. Dengan jumlah penduduk yang banyak, dapat timbul masalah-masalah yang kompleks. Salah satu permasalahan adalah pelayanan kesehatan yang belum bisa dirasakan secara merata oleh semua warga. Faktor penting yang membuat pelayanan kesehatan di Indonesia belum bisa maksimal, antara lain karena masih terbatasnya fasilitas kesehatan yang tersedia. Sebagai salah satu contoh, sebanyak 90% alat kesehatan yang digunakan di pusat pelayanan kesehatan adalah produk impor. Untuk itulah hadirnya alat kesehatan produk nasional tidak bisa ditunda lagi. Sejatinya dengan menggunakan produk nasional, akan meningkatkan kemandirian bangsa.

Hilirisasi riset merupakan perpaduan antara riset dan inovasi untuk menghadirkan sebuah produk. Merupakan sebuah proses panjang yang diawali dari riset dasar dan berakhir pada pengguna yaitu masyarakat. Banyak riset inovatif termasuk juga pengembangan alat kesehatan yang awalnya bermula dari para peneliti di universitas. Tetapi akhirnya masih sedikit sekali riset inovatif yang bisa menghasilkan sebuah produk dan mampu masuk ke pasar nasional untuk bisa memenuhi kebutuhan bangsa,

Buku ini disusun oleh beberapa peneliti dengan latar belakang keilmuan yang berbeda-beda. Harapannya agar pembaca khususnya para peneliti dapat mempunyai gambaran tentang perjalanan panjang pengembangan sebuah alat kesehatan. Secara mendasar dijelaskan proses hilirisasi alat kesehatan dengan berbasis pada riset lintas disiplin serta mengedepankan etika. Riset yang diawali dengan proses pemilihan material, dilanjutkan dengan pembuatan prototip. Buku ini juga menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan alat kesehatan seperti sifat fisik-mekanik, biokompatibilitasnya, serta pemahaman tentang biofilm yang dapat menjadi penyebab kegagalan penggunaan alat kesehatan..

Sebuah alat kesehatan dapat digunakan oleh manusia apabila sudah terbukti kemampuan fungsionalnya serta aman bagi pemakainya. Untuk mengetahui apakah suatu produk aman, salah satu uji yang harus dilakukan sebelum digunakan pada manusia, yaitu uji pre-klinik dengan menggunakan hewan coba. Buku ini menjadi lengkap karena juga menjelaskan peran hewan coba dalam proses hilirisasi alat kesehatan.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Alat kesehatan berguna untuk mendiagnosis, meringankan penyakit, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan dengan cara memperbaiki fungsi tubuh yang rusak karena penyakit, serta pemeliharaan fungsi tubuh. Seiring dengan bertambahnya jumlah rumah sakit dan penyedia fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia, kebutuhan terhadap alat kesehatan juga ikut meningkat.

Selain itu, meningkatnya perekonomian di Indonesia juga turut meningkatkan tuntutan terhadap pelayanan kesehatan yang mumpuni dan bermutu. Hal ini tentu saja akan berdampak pada kondisi pelayanan kesehatan di Indonesia. Kenyataannya, sampai saat ini 90% alat kesehatan yang beredar di Indonesia masih merupakan produk impor. Kenyataan tersebut sudah pasti sangat tidak mendukung kemandirian nasional, khususnya terhadap alat kesehatan.

Proses pengembangan alat kesehatan memang jauh dari kata mudah. Dibutuhkan berbagai bidang ilmu pengetahuan serta kerjasama antar berbagai pihak untuk merancang dan mewujudkan sebuah alat kesehatan yang memenuhi standar. Di Indonesia sendiri, riset pengembangan alat kesehatan banyak berawal dari para peneliti di dunia pendidikan tinggi.

Namun sayangnya masih banyak riset yang terhenti pada tahap publikasi dan perolehan hak kekayaan intelektual. Sehingga hasil inovasi tersebut belum banyak yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat. Dalam proses pengembangan alat kesehatan tentunya diperlukan pemahaman yang luas mengenai proses panjang pembuatan alat kesehatan dari berbagai sudut pandang sebelum akhirnya dapat diluncurkan ke pasar.

Para kontributor buku ini secara sistematis dan komprehensif menjelaskan mengenai proses pembuatan alat kesehatan dari beberapa konsep yang mendasar. Dimulai dari penjelasan kebutuhan alat kesehatan di Indonesia, konsep hilirisasi riset, hingga etika dalam penelitian alat kesehatan. Dijelaskan pula peran laboratorium sebagai pendukung riset dan inovasi, proses pemilihan material alat kesehatan, desain alat kesehatan, pembuatan prototip alat kesehatan, serta pentingnya sifat fisik dan mekanik alat kesehatan.

Buku ini juga menjelaskan aspek medis yang harus diperhatikan dalam pembuatan alat kesehatan seperti biokompatibilitas, juga pemahaman tentang biofilm yang dapat menjadi penyebab kegagalan penggunaan alat kesehatan. Buku ini menjadi lengkap karena juga menjelaskan pentingnya hewan coba dalam proses hilirisasi alat kesehatan.

Harapannya, buku ini dapat menjadi referensi yang komprehensif baik bagi para peneliti, mahasiswa maupun pengembang alat kesehatan dengan berbagai latar belakang keilmuan agar dapat memahami proses pembuatan alat kesehatan. Karena tak dapat dielakkan, dalam proses pengembangan alat kesehatan memerlukan gabungan dari bermacam-macam ilmu serta kerjasama interdisipliner berbagai bidang keahlian.

Universitas Gadjah Mada sebagai salah satu universitas terbesar di Indonesia, sangat peduli dengan permasalahan bangsa antara lain dalam sektor pelayanan kesehatan. Untuk itu Universitas Gadjah Mada memberikan perhatian yang khusus pada proses inovasi hingga hilirisasi riset, termasuk pengembangan produk alat kesehatan. Hal tersebut menjadi salah satu bukti akan kepedulian Universitas Gadjah Mada untuk ikut meningkatkan kemandirian bangsa.

Untuk ikut menandai Dies Natalis UGM ke-71, Fakultas Kedokteran Gigi mempersembahkan buku ini bagi seluruh anak bangsa agar terus peduli terhadap permasalahan bangsa antara lain melalui inovasi pengembangan alat kesehatan. Semoga buku ini dapat memberikan motivasi dan semangat agar ide-ide inovatif tentang alat kesehatan dihilirkan sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Penulis

Margareta Rinastiti - drg. Margareta Rinastiti, M.Kes. Sp.KG(K), Ph.D adalah dosen di Departemen Ilmu Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi UGM sejak tahun 2015. Ia menyelesaikan magister bidang biomaterial di FKG UGM dan mendapatkan gelar doktor bidang teknik biomedik dari Rijks Universiteit Groningen, The Netherlands pada tahun 2010. Tahun 2012 ia menyelesaikan pendidikan Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi di UGM. Ia memperoleh sertifikat sebagai reviewer nasional bidang penelitian pada tahun 2017. Saat ini ia menjabat sebagai Wakil Direktur Umum, Sumber Daya dan Keuangan di RSGM UGM Prof Soedomo. Selain mengajar, ia mengkombinasikan aktivitasnya dengan melakukan penelitian serta praktik klinik di RSGM UGM Prof. Soedomo
Muhammad Kusumawan Herliansyah - Ir. Muhammad Kusumawan Herliansyah, ST., MT., Ph.D., IPM, ASEAN ENG. menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Mesin pada tahun 1996 di Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik UGM. Sempat bekerja di Divisi CAD/CAM di PT IPTN Bandung sebelum kemudian bergabung sebagai staf pengajar di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UGM pada tahun 1998. Ia menyelesaikan pendidikan bidang sistem manufaktur di Program Magister Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung pada tahun 2002. Pada akhir tahun 2005 ia melanjutkan pendidikan ke jenjang S3 dalam bidang Advanced Material Processing, khususnya terkait proses sintesis dan karakterisasi biokeramik di Faculty of Engineering, University of Malaya, Malaysia dan Graduate School of Engineering Kyoto University, Jepang (sandwich program). Ia menyelesaikan Program Profesi Insinyur pada tahun 2018 dari Program Profesi Insinyur Fakultas Teknik UGM dan mendapatkan sertikat ASEAN Engineer pada tahun 2019 dari ASEAN Federation of Engineering Organisations (AFEO).
Trianna Wahyu Utami - drg. Trianna Wahyu Utami, MDSc., Ph.D. drg. Trianna Wahyu Utami, MDSc., Ph.D. menyelesaikan pendidikan dokter gigi dan master bidang Ilmu Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi UGM, melanjutkan pendidikan doktoral di Graduate School of Oral Science, Tokushima University, Jepang. Ia merupakan staf Departemen Biomedika Kedokteran Gigi FKG UGM. Saat ini ia bertugas sebagai wakil dekan bidang P2M- KSA, serta memperoleh sertifikat sebagai reviewer nasional bidang penelitian, di tahun 2018.
Eng. Agustinus Winarno - Dr. Eng. Agustinus Winarno, S.T., M. Eng. Dr. Eng. Agustinus Winamo, S.T., M. Eng. adalah dosen di Departemen Teknik Mesin, Sekolah Vokasi UGM sejak 2019. Ia mendapatkan gelar sarjana teknik mesin dari Fakultas Teknik UGM (2005), master degree di bidang precision engineering dari the University of Tokyo pada tahun 2011. Setelah berkarir di Japan Quality Assurance (JQA) selama 5 tahun, ia menyelesaikan studi doktoral di Todai pada tahun 2018. Ia pernah menjadi anggota ISQ TC-213 tim Jepang, peneliti di Takamasu-Lab Todai. Ia aktif di asosiasi precision engineering (JSPE, EUSPEN, ASPEN), juga aktif pada kegiatan inisiasi Fab-Lab di UGM.
Widowati Siswomihardjo MS - Prof. Dr. drg. Widowati Siswomihardjo MS. Prof. Dr. drg. Widowati Siswomihardjo, MS adalah guru besar di Fakultas Kedokteran Gigi UGM dengan tugas tetap sebagai pengajar di Departemen Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Setelah menyelesaikan pendidikan doktor di Universitas Airlangga, pada tahun 2000 dia menjalani program post-doctoral di Universitas Melbourne, Australia. Sejak tahun 2005-2019, ia adalah pengelola program 7

Teknik Biomedik di Sekolah pascasarjana UGM, dan saat ini menjabat Ketua Program Studi Doktor Fakultas Kedokteran Gigi UGM. Sejak tahun 2013 ia adalah ketua tim riset lintas disiplin untuk mengembanngkan prototip sebuah alat kesehatan yang saat ini sedang memasuki tahap uji klinis.
Alva Edy Tontowi - Prof. Ir. Alva Edy Tontowi, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. adalah ahli dibidang desain produk, material dan additive manufacturing. Gelar Insinyur diperoleh dari Teknik Mesin FT UGM (1986), M.Sc-EngineeringDesign & Economic Manufacturing dari University College of Swansea-University of Wales, Inggris (1995) dan Ph.D-Selective Laser Sintering (2000) serta post-doctoral-Absorpsi Energi Laser (2001) dari University of Leeds, Inggris. Ia aktif di berbagai organisasi profesional sebagai anggota: IAAM (International Association of Advanced Materials), IAMS (Indonesian Association of Additive Manufacturing & System), AIPTBI (Asosiasi Institusi Pendidikan Teknik Biomedika Indonesia), PII (Persatuan Insinyur Indonesia) dan sebagai ketua MASTAN DIY (Masyarakat Standardisasi).

Ia penerima penghargaan Satya Lancana Karya Satya XX dan XXX dari Pemerintah Indonesia, Dosen Sain-Tek terbaik I UGM tahun 2018 dan Dosen Sain-Tek Terbaik Nasional II dari Kementerian Riset, Teknologi dan Dikti (2019). Di profesi keinsinyuran teknik, beliau memperoleh IPM dan ASEAN Eng.
Heribertus Dedy Kusuma Yulianto - drg, Heribertus Dedy Kusuma Yulianto, M.Biotech,Ph.D menyelesaikan Pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi UGM pada tahun 2004. Tahun 2006-2008 melanjutkan studi master program kerjasama antara UGM dengan Groningen University, The Netherlands melalui program Asia-Link CASECUBE (Common Asia Europe Curriculum on Biomedical Engineering) dalam bidang rekayasa biomedis. Setelah menyelesaikan pendidikan master, kemudian bekerja menjadi dosen di Fakultas Kedokteran Gigi UGM. Selama menjadi dosen, ia aktif melakukan kegiatan penelitian di bidang material restorasi klinis dan biofilm.

Tahun 2012 ia melanjutkan studi doktor untuk mendalami bidang tersebut di University Medical Centre of Groningen, The Netherlands. Fokus risetnya saat ini pada bidang material restorasi dan biofilm. Ia juga menjadi penyelia laboratorium riset terpadu di Fakultas Kedokteran Gigi UGM.
Dinar Arifianto - drh. Dinar Arifianto, M.Sc. menyelesaikan pendidikan Dokter Hewan di Fakultas Kedokteran Hewan UGM pada tahun 2009 dan melanjutkan pendidikan master di bidang ilmu klinik di Fakultas Kedokteran Hewan UGM pada tahun 2016. Saat ini bertugas sebagai dosen di Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Hewan UGM serta Staff Dokter Hewan di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi. Penelitian yang dilakukan banyak berkaitan dengan bidang patologi klinik dan hewan laboratorium.
Retno Ardhani - Dr. drg. Retno Ardhani, M.Sc.menyelesaikan studi S1 hingga S3 di UGM. Setelah menjadi menjadi dokter gigi pada 2009, ia mulai terjun ke dunia penelitian bidang yang kedokteran regeneratif dan rekayasa jaringan yang menarik minatnya. Pada 2010, ketika menjalani S2, ia mendapat kesempatan meneliti di Institute for Frontier Life and Medical Sciences, Kyoto University dan mengantarnya menjalani program S3 Joint Supervision UGMKyoto University-Kyushu University hingga mendapatkan gelar Doktor pada 2017. Pada 2019, Ia menjalankan penelitian kolaboratif dengan Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik (BBKKP) Kementerian Perindustrian dan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Atmajaya. Kemudian pada 2020 menginisiasi penelitian bersama BBKKP dan Balai Besar Keramik (BBK) Kementerian Perindustrian, serta Center for Tissue Engineering and Regenerative Medicine, Faculty of Medicine, Universiti Kebangsaan Malaysia.
Nunuk Purwanti M - drg Nunuk Purwanti M.Kes., PhD, dosen aktif di Departemen Biomedika Kedokteran Gigi, menyelesaikan Pendidikan Dokter Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi UGM tahun dan magister kesehatan diselesaikan pada tahun 2003 pada fakultas yang sama. Tahun 2004-2009 ia melanjutkan studi S3 di Tokushima University, Jepang. Sejak tahun 2010 sampai sekarang menjadi pereview komisi etik penelitian Fakultas Kedokteran Gigi UGM.
Rosa Amalia - drg. Rosa Amalia, M.Kes.,PhD. Menyelesaikan pendidikan Profesi Dokter Gigi dan Master di Fakultas Kedokteran Gigi UGM serta pendidikan Doctoral di Rijksuniversiteit Groningen, Netherlands bidang Oral Health Care and Epidemiology. Saat ini bertugas sebagai dosen di Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan FKG UGM.

Selain sebagai dosen, juga merupakan Country Representative Indonesia – Early Childhood Caries Advocacy Group, salah satu Editorial Board di jurnal Kedokteran Gigi yang telah terakreditasi nasional, memiliki sertifikasi sebagai reviewer penelitian dan saat ini terlibat di komisi Etik FKG UGM
Bonifasius Primario Wicaksono - drg. Bonifasius Primario Wicaksono, M.Biotech. menyelesaikan pendidikan dokter gigi dan profesi dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada. Sejak tahun 2013, ia turut terlibat dalam riset lintas disiplin INA Stent UGM. Pada tahun 2016 ia melanjutkan pendidikan Magister Bioteknologi, dengan minat studi Rekayasa Biomedis di Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, dengan topik penelitian di bidang Biomaterial.
Puput Iin Qur’aini - Puput Iin Qur’aini, S.T., M.Biotech. menyelesaikan Pendidikan S1 Teknik Mesin pada tahun 2016 di Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada dan kemudian pada tahun 2017 melanjutkan Pendidikan Magister Bioteknologi dengan minat studi Rakayasa Biomedis di Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Penelitian yang dilakukannya berkisar pada bidang material teknik, biomaterial, biomekanik, serta desain dan simulasi untuk alat kesehatan. Sejak tahun 2018 ia juga sudah terlibat dalam tim riset lintas disiplin INA Stent UGM.
Dyah Anindya Widyasrini - drg. Dyah Anindya Widyasrini, MDSc. menyelesaikan pendidikan dokter gigi dan profesi dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada. Pada tahun 2018 ia melanjutkan pendidikan magister ilmu kedokteran gigi dengan memilih minat biomaterial di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada. Minat penelitiannya berkisar pada bidang biomaterial kedokteran gigi serta biomaterial alat kesehatan. Sejak tahun 2018, ia juga turut terlibat dalam riset lintas disiplin INA Stent UGM. Saat ini ia menjadi staf pengajar di Departemen Ilmu Biomaterial Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada serta aktif menjalani praktik kedokteran gigi.

Daftar Isi

Sampul
Kata Pengantar
Ucapan Terimakasih
Daftar Isi
Bab 1: Kebutuhan Alat Kesehatan Nasional
     1.1 Pendahuluan
     1.2 Kebutuhan dan Kebijakan Pengembangan Alat Kesehatan di Indonesia
     1.3 Strategi Inovasi dan Pengembangan Alat Kesehatan
     1.4 Kebutuhan Alat Kedokteran Gigi sebagai Contoh Pengembangan Ide Inovasi
     1.5 Perkembangan Inovasi Alat Kesehatan di Indonesia
     1.6 Daftar Pustaka
Bab 2: Hilirisasi Riset: Perjalanan Panjang From Bench to Bedside
     2.1 Pendahuluan
     2.2 Apa Itu Hilirisasi dan Mengapa Hilirisasi Sangat Penting?
     2.3 Tahap-tahap Hilirisasi
     2.4 Penelitian Multidisipliner: Tahap Penting Dalam Hilirisasi
     2.5 Bagaimana Seorang Peneliti Melakukan Proses Hilirisasi?
     2.6 Penutup
     2.7 Daftar Pustaka
Bab 3: Fabrication Laboratory (Fab Lab): Sebuah Inkubator dan Ekosistem Inovasi Terbuka
     3.1 Pendahuluan
     3.2 Inovasi
     3.3 Fabrication Laboratory (Fab Lab)
          3.3.1 Sejarah Fab Lab
          3.3.2 Peralatan dan Sumber Daya Fab Lab
          3.3.3 Jejaring Fab Lab
          3.3.4 Ekosistem Fab Lab
          3.3.5 Pendirian Fab Lab dan Fab Academy
          3.3.6 Pengelolaan Fab Lab
     3.4 Penutup
     3.5 Daftar Pustaka
Bab 4: Biomaterial untuk Aplikasi Biomedis
     4.1 Pendahuluan
     4.2 Jenis-Jenis dan Sifat Biomaterial
          4.2.1 Biomaterial Logam (Metallic Biomaterials)
          4.2.2 Biomaterial Keramik (Ceramics Biomaterial)
          4.2.3 Biomaterial Polimer (Polimerics Biomaterial)
          4.2.4 Biomaterial Komposit (Composite Biomaterial)
     4.3 Penutup
     4.4 Daftar Pustaka
Bab 5: Biokompatibilitas Material
     5.1 Pendahuluan
     5.2 Pengertian Biokompatibilitas
     5.3 Faktor yang Mempengaruhi Biokompatibilitas
     5.4 Pengujian Dasar Biokompatibilitas
          5.4.1 Uji In Vitro
          5.4.2 Uji In Vivo
          5.4.3 Pemeriksaan klinik
     5.5 Biokompatibilitas Beberapa Logam untuk Alat Kesehatan
          5.5.1 Titanium
          5.5.2 Stainless Steel
          5.5.3 Kobalt Kromium
     5.6 Penutup
     5.7 Daftar Pustaka
Bab 6: Desain dan Prototype Alat Kesehatan
     6.1 Pendahuluan
     6.2 Desain Produk Alat Kesehatan 6.2 Desain Produk Alat Kesehatan
          6.2.1 Desain Konsep
          6.2.2 Desain Detail
     6.3 Prototyping
     6.4 Daftar Pustaka
Bab 7: Sifat Fisik dan Mekanik Material Alat Kesehatan
     7.1 Pendahuluan
     7.2 Sifat Fisik
     7.3 Sifat Mekanik
     7.4 Sifat Fisik-Mekanik Material Sebagai Alat Kesehatan
     7.5 Daftar Pustaka
Bab 8: Biofilm dan Biodegradasi
     8.1 Pendahuluan
     8.2 Mekanisme Pembentukan Biofilm
     8.3 Metode Riset Laboratoris dan Klinis
     8.4 Resistensi Terhadap Antibiotik
     8.5 Efek biofilm terhadap perubahan topografi permukaan dan komponen kimiawi material
     8.6 Daftar Pustaka
Bab 9: Penggunaan Hewan Coba
     9.1 Pendahuluan
     9.2 Kesejahteraan Hewan
     9.3 Pemilihan Hewan Laboratorium
     9.4 Manajemen Pemeliharaan
     9.5 Manajemen Kesehatan
     9.6 Daftar Pustaka
Bab 10: Laboratorium Pada Pengembangan dan Hilirisasi Alat Kesehatan
     10.1 Pendahuluan
     10.2 Laboratorium Pendukung Pengembangan Alat Kesehatan
     10.3 Praktik Laboratorium yang Baik
     10.4 Biosafety dan Biosecurity
     10.5 Standarisasi dan Akreditasi Laboratorium
     10.6 Penutup
     10.7 Daftar Pustaka
Bab 11: Etika Penelitian Alat Kesehatan
     11.1 Pendahuluan
     11.2 Definisi dan Kelas Alat Kesehatan
     11.3 Regulasi Umum
     11.4 Pertimbangan Layak Etik Penelitian Alat Kesehatan
     11.5 Kelengkapan Dokumen
     11.6 Manusia Sebagai Subjek Klinik
     11.7 Daftar Pustaka
Indeks
Profil Kontributor