Tampilkan di aplikasi

Buku UGM Press hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Arsitektur Minimalis

Memahami Minimalis Dalam Arsitektur

1 Pembaca
Rp 73.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 219.000 13%
Rp 63.267 /orang
Rp 189.800

5 Pembaca
Rp 365.000 20%
Rp 58.400 /orang
Rp 292.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Akhir tahun 90-an, kosa kata arsitektur di Indonesia dilengkapi dengan perkembangan gaya arsitektur modern dan minimalis. Kedua gaya arsitektur ini mendapat pengakuan dan tempat yang sangat baik di kalangan masyarakat umum dan professional. Pengakuan tersebut bukan saja melihat melalui implementasi yang sangat banyak dan beragam, tetapi juga melalui penghargaan-penghargaan yang diberikan-termasuk oleh IAI (ikatan arsitek Indonesia) sebagai wadah yang menaungi profesi arsitek –kepada karya-karya dengan gaya ini. Pengembang-pengembang perumahansemakin membawa popularitas arsitektur minimalis ke level yang terjangkau masyarakat luas, sehingga kata-kata minimalis pun hamper selalu muncul dalam setiap ruang iklan media maupun kota. Beberapa penggunaan kata minimalis yang popular ditemukan di Indonesia saat ini antara lain landed haouse minimalis, modern minimalis, tropis minimalis, dan oriental minimalis. Perkembangan variasi-variasi yang dikatakan berakar dari arsitektur minimalis diatas, juga menunjukan adanya fleksibelitas pendefinisian arsitektur minimalis yang sering berawal dari pertanyaan apakah ketika bangunan menggunakan ornament sesedikit mungkin serta bentuk yang sederhana berarti ia sudah termasuk arsitektur minimalis? Hingga seberapa minimal elemen-elemen ada di sebuah karya arsitektur sehingga dikategorikan arsitektur minimalis?

Dengan keinginan untuk membagikan hasil telaah dan pemikiran, buku ini mencoba memberikan penjelasan mengenai apa itu minimalis dan arsitektur minimalis, dari mana arsitektur minimalis lahir dan mewujud hingga bagaimana arsitektur minimalis menjadi sebuah karya arsitektur.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Harry Kurniawan

Penerbit: UGM Press
ISBN: 9789794208116
Terbit: Februari 2024 , 241 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Akhir tahun 90-an, kosa kata arsitektur di Indonesia dilengkapi dengan perkembangan gaya arsitektur modern dan minimalis. Kedua gaya arsitektur ini mendapat pengakuan dan tempat yang sangat baik di kalangan masyarakat umum dan professional. Pengakuan tersebut bukan saja melihat melalui implementasi yang sangat banyak dan beragam, tetapi juga melalui penghargaan-penghargaan yang diberikan-termasuk oleh IAI (ikatan arsitek Indonesia) sebagai wadah yang menaungi profesi arsitek –kepada karya-karya dengan gaya ini. Pengembang-pengembang perumahansemakin membawa popularitas arsitektur minimalis ke level yang terjangkau masyarakat luas, sehingga kata-kata minimalis pun hamper selalu muncul dalam setiap ruang iklan media maupun kota. Beberapa penggunaan kata minimalis yang popular ditemukan di Indonesia saat ini antara lain landed haouse minimalis, modern minimalis, tropis minimalis, dan oriental minimalis. Perkembangan variasi-variasi yang dikatakan berakar dari arsitektur minimalis diatas, juga menunjukan adanya fleksibelitas pendefinisian arsitektur minimalis yang sering berawal dari pertanyaan apakah ketika bangunan menggunakan ornament sesedikit mungkin serta bentuk yang sederhana berarti ia sudah termasuk arsitektur minimalis? Hingga seberapa minimal elemen-elemen ada di sebuah karya arsitektur sehingga dikategorikan arsitektur minimalis?

Dengan keinginan untuk membagikan hasil telaah dan pemikiran, buku ini mencoba memberikan penjelasan mengenai apa itu minimalis dan arsitektur minimalis, dari mana arsitektur minimalis lahir dan mewujud hingga bagaimana arsitektur minimalis menjadi sebuah karya arsitektur.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Arsitektur saat ini telah berkembang sangat pesat. Sebagai sebuah produk maka ide, tipologi, gaya dan metode yang menciptakan arsitektur telah sampai pada wujud yang belum pernah terpikirkan sebelumnya atau sekadar pernah menjadi bagian dari imajinasi arsitek dan masyarakat lainnya. Namun selain sebuah produk, arsitektur—terutama bagi mahasiswa, akademis, praktisi/ arsitek—menjadi penting untuk dipahami sebagai sebuah hasil proses. Faktor internal dan eksternal yang harus dianalisis dan disintesis menjadi sebuah aktivitas yang penting, unik namun menarik untuk dimengerti. Di era informasi yang sangat mudah saat ini, mencari literatur tentang arsitektur sebagai produk sangat mudah dilakukan. Situs-situs internet, majalah hingga buku-buku dengan mudah memenuhi kebutuhan tersebut. Namun untuk memahami arsitektur sebagai sebuah proses, belum banyak media, termasuk buku, yang mengisi kekosongan ini. Dengan semangat mengisi kekosongan tersebut, buku arsitektur minimalis ini disusun.

Sebagai sebuah produk, arsitektur minimalis mendapatkan tempat terhormat dalam perkembangan dunia arsitektur, termasuk di Indonesia. Hanya saja, keindahan visual tersebut menjadi sering disalahartikan, sehingga juga mudah untuk menemukan minimalis sebagai branding produk semata (untuk alasan pemasaran). Buku ini ingin membagikan hasil studi penulis mengenai faktor-faktor, seperti filosofi, teori, konsep dan prinsip, yang digunakan untuk merangkai banyak elemen menjadi sebuah produk arsitektur minimalis.

Buku ini tersusun atas beberapa bagian yang membahas mulai dari terminologi kata, perkembangan minimalis dalam beberapa bidang, serta arsitektur minimalis dan potensi pengembangannya.

Bagian pertama memberikan gambaran yang melatarbelakangi pemilihan tema arsitektur minimalis serta penulisan buku ini. Bagian kedua menjadi bagian yang menunjukkan keterkaitan arsitektur minimalis dengan terminologi kata, beberapa gerakan maupun gaya seni/arsitektur modern yang berkembang di Eropa dan Amerika, serta dengan beberapa ajaran di Asia, Eropa dan Amerika yang memiliki persinggungan tema, filosofi maupun karakter. Bagian ketiga merupakan bagian utama buku yang membahas ideologi, teori, konsep dan prinsip yang berkembang dalam arsitektur minimalis. Bagian keempat mencoba menjelaskan posisi arsitektur minimalis terhadap perkembangan arsitektur yang telah ada, termasuk melihat potensinya terhadap isu-isu arsitektur saat ini.

Sebagai hasil dari proses panjang, buku ini melibatkan banyak pihak secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, saya haturkan terima kasih kepada semua rekan dan senior di Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan (JUTAP) FT UGM yang menjadi tempat diskusi maupun menjadi motivator penulisan buku ini. Secara khusus, saya mengucapkan terima kasih kepada Ir. Ikaputra, M.Eng, Ph.D., Ir. Sudaryono, M.Eng, Ph.D., Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, Ir. Adi Utomo Hatmoko, M.Arch. dan Muhammad Sani Roychansyah, S.T.

M.Eng. D.Eng. yang memberikan bimbingan, masukan, kritik dan saran pada tesis S2 yang menjadi cikal bakal buku ini; Ir. Revianto Budi Santoso, M.Arch. atas kritik dan sarannya untuk memperkaya materi penyusunan buku ini, Ibu Santi Ardi Pardiman yang mengizinkan saya meminjam banyak buku milik Bapak Ardi Pardiman (alm) selama penulisan, Pengelola S2 Arsitektur JUTAP FT UGM yang memberikan kesempatan penelitian selama satu tahun di Jepang sehingga membantu melengkapi kebutuhan bahan penulisan buku ini, pihak Gadjah Mada University Press dan reviewer serta pihakpihak, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Dengan ucapan Alhamdulillah, semoga semua waktu, tenaga dan kemampuan yang diberikan oleh Allah SWT selama proses ini juga mendapatkan rahmat dan keridhoan-Nya, dan mudah-mudahan buku ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya.

Yogyakarta,
Desember 2012
Harry Kurniawan

Daftar Isi

Sampul
Halaman Judul
Copyright
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Bagian I
     Latar Belakang
Bagian II
     Dari Minimal Menuju Arsitektur Minimalis
     Definisi Umum
     Gerakan-Gerakan Seni Modern Terkait Arsitektur
Minimalis
          Cubism (1901-1920)
          Purism (1915-1925)
          Suprematism (1913-1919)
          Constructivism (1913-1919)
          Neo-Plasticism / De Stijl (1917-1931)
          Bauhaus (1919-1933)
          Abstract Expressionism (1945-1960)
          Seni Minimalis (1960an-…)
     Ajaran Atau Gaya Terkait
          ‘Ornament and Crime’—Adolf Loos
          ‘Less is More’—Mies van der Rohe
          Arsitektur dan Tradisi Jepang
          Cistercian
          Zen
          Shaker
          Stoicism
     Epilog
Bagian III
     Ideologi, Teori, Konsep Dan Prinsiparsitektur Minimalis
     Ideologi
     Teori
     Konsep dan Prinsip
     Kesederhanaan
     Ketegasan Geometris
     Ruang Kosong (Empty Space)
          Ritual (Experiencing)
          Complexity in Movement
          360-Degree Materialness
          Domesticity
          Emotional Architecture
          Third Space
          Kontekstualisme
          Critical Regionalism
          Nature
          Reduksi
          Reduksi
          Literalisme
          Representasi
          Abstraksi
          Negasi
          Metode
          Platonic Solid
          Repetisi
          Singularitas
          Distorsi Skala
          Indirect (Transisi dan Hirarki)
          Ruang dan Penampilan yang Provokatif
          Abstracted Nature
          Cahaya dan Bayangan
          Technical Precision
          Warna Monokromatik-Polikromatik
Bagian IV
     Memposisikan Arsitektur Minimalis
     Arsitektur Minimalis Dalam Sejarah Perkembangan arsitektur
          Arsitektur Minimalis dan Arsitektur Modern
          Arsitektur Minimalis dan Arsitektur Post-Modern
          Posisi Arsitektur Minimalis
     Arsitektur Minimalis Dalam Konteks Perkembangan arsitektur Saat Ini
          Perkembangan Arsitektur Minimalis
          Isu-isu terkait arsitektur saat ini
          Dialog arsitektur minimalis dan isu-isu arsitektur di sekitarnya
Daftar Pustaka
Daftar Istilah