Tampilkan di aplikasi

Bisnis basah dunia olahraga

Majalah Warta Ekonomi - Edisi 08/XXVIII
28 Desember 2017

Majalah Warta Ekonomi - Edisi 08/XXVIII

Dunia olahraga di Indonesia dapat dikatakan satu dekade lalu masih jauh dari dunia bisnis.

Warta Ekonomi
Dunia olahraga di Indonesia dapat dikatakan satu dekade lalu masih jauh dari dunia bisnis. Sepak bola mampu menarik banyak massa dibandingkan dengan olahraga lain, serta berpotensi pasar sangat besar masih belum mampu berdiri sendiri. Dapat dikatakan klub-klub sepak bola di Indonesia yang mampu mendanai operasional klub secara mandiri masih dapat hitungan jari.

Kondisi ini berbeda dengan negara-negara Eropa dan benua Amerika yang sudah mampu menjadikan olahraga sebagai bisnis menjanjikan. Investor-investor dengan kantong tebal berani menggelontorkan dananya ke klub-klub sepak bola maupun olahraga lainnya seperti basket. Sebut saja nama-nama besar pemilik klub, seperti Roman Abramovic, Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, Nasser Al-Khelaifi, Erick Thohir, hingga Tony Fernandes.

Indonesia juga tidak mau ketinggalan. Dapat dikatakan sosok paling dikenal publik saat ini adalah Erick Thohir. Namanya mencuat saat ia memutuskan membeli klub papan atas Italia, yaitu Internazionale Milan dengan kepemilikan saham hingga 70% senilai 230 juta Euro atau setara Rp5,3 triliun pada 2013. Boleh dibilang ini merupakan nilai terbesar pembelian klub sepak bola yang pernah dilakukan oleh orang Indonesia.

Erick mengatakan dalam berinvestasi di dunia olahrga bukan sekadar kepentingan bisnis semata. “Saya jalankan bisnis sesuai passion,” kata Erick yang ternyata seorang penggemar Inter Milan saat diwawancarai oleh Warta Ekonomi usai pertemuan dengan pengurus cabang olahraga di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Rabu (25/7/2017) malam.
Majalah Warta Ekonomi di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI