Tampilkan di aplikasi

Adu cerdik emiten "Emas Hitam" kejar cuan

Majalah Warta Ekonomi - Edisi 06/XXVIII
7 Juni 2018

Majalah Warta Ekonomi - Edisi 06/XXVIII

Aktivitas pengangkutan batubara dengan Tug Boat dan tongkang. / Foto : wikimedia.org

Warta Ekonomi
Tahun 2017 masih menjadi tahun yang menggembirakan bagi perusahaan batu bara sejak harga komoditas rebound pada 2016 lalu. Hal ini tercermin dari kinerja keuangan positif yang dicapai 6 besar pemain di industri ini. Dari sisi kinerja operasional, tahun lalu sekitar 461 juta ton batu bara diproduksi dan sekitar 21% di antaranya terserap oleh pasar domestik.

Berdasarkan volume produksi tahun lalu, berturut-turut yang terbesar adalah PT Bumi Resource Tbk (BUMI) dengan 83,7 juta ton; PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan 51,79 juta ton; PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) dengan 40,2 juta ton; PT Indika Energy Tbk (INDY) dengan 32 juta ton, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan 24,1 juta ton; dan PT Indo Tambang Raya Tbk (ITMG) dengan 22,6 juta ton.

Dari sisi kinerja keuangan, 6 emiten mengalami kenaikan laba bersih. BUMI, misalnya, laba bersihnya naik 102% dari US$120,3 juta menjadi US$242,8 juta. Sementara, ADRO mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 44,43% dari US$334,62 juta menjadi US$483,29 juta. DOID juga mengalami kenaikan laba bersih sebesar 27,2% dari US$37 juta menjadi US$47 juta. Menyusul, INDY yang laba bersihnya naik 596,27% dari rugi US$67,7 juta menjadi US$335,4 juta.

PTBA mencatatkan kenaikan laba 233% dari Rp2,53 triliun menjadi Rp5,9 triliun. Adapun ITMG mencatat kenaikan laba bersih sebesar 93,27% dari US$130,70 juta menjadi US$252,60 juta. Dalam perebutan kue ini, masingmasing punya ramuan tersendiri. Perusahaan saling berlomba untuk menjadi the lowest atau cheapest cost producer. BUMI sebagai kontender juga punya jurus tersendiri.
Majalah Warta Ekonomi di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI