Untuk merayakan masa dewasa seseorang, di berbagai negara atau suku bangsa biasanya akan melakukan berbagai tradisi atau kegiatan khusus yang menandakan seorang anak sudah dianggap dewasa dan bertanggung jawab. Ada beberapa ritual yang terlihat menyenangkan, namun ada pula yang justru tampak sangat menyakitkan dan memerlukan stamina tinggi untuk menjalankannya.
Fahombo, Suku Nias, Pulau Nias. Lompat batu atau Fahombo (Hombo Batu) merupakan tradisi adat Suku Nias Sumatera Utara selama berabadabad. Ini juga menjadi ritual pendewasaan pemuda di Suku Nias. Mereka harus bisa melompat dan mendarat mulus melewati batu berukuran kurang dari dua meter, panjang 90 cm dan lebar 60 cm.
Salah satu desa di Nias yang masih eksis dan menjaga tradisi lompat batu suku Nias ini adalah Dewa Bawomataluo yang ada di Nias Selatan. Kini, tradisi lompat batu masih sering dilakukan dan menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung ke tanah Nias.
Ketangkasan melompat batu kerap dihubungkan dengan kepercayaan lama. Konon, tradisi lompat batu ini juga mempunyai unsur magis. Mereka yang mampu melewati batu setinggi dua meter pada tradisi Fahombo ini disebut menggunakan pengaruh magis roh nenek moyang.
Meskipun di sisi lain, mereka juga telah berlatih lama untuk melakukan Fahombo ini. Seseorang yang baru belajar melompat batu, dia terlebih dahulu memohon restu dan meniati roh-roh para pelompat batu yang telah meninggal. Tujuanya untuk menghindari kecelakaan atau bencana ketika sedang mengudara, lalu menjatuhkan diri ke tanah. Sebab banyak juga pelompat-pelompat yang gagal dan mengalami cedera.
