Data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menunjukkan, dari 70 juta anak di Indonesia, 37% atau 25,9 juta anak di antaranya pernah dan masih merokok. Upaya pencegahan harus dimulai sejak dini, dari lingkungan kita sendiri. Buah hati akan sangat banyak bersinggungan dengan faktor-faktor eksternal yang berisiko membuat mereka berada di dalam pergaulan kurang baik, salah mengambil keputusan, mencoba hal baru yang secara norma tidak dibenarkan, misalnya seperti membolos sekolah, berbohong, sampai mengonsumsi produk khusus konsumen dewasa. Salah satu contohnya adalah ketika anak mulai merokok.
Dilansir dari situs cegahperokoanak.id jika masih dalam tahap mencoba, orangtua bisa mencegah anak sebelum menjadi ketergantungan. Cobalah untuk mendiskusikan topik yang sensitif dengan cara tidak menakut-nakuti atau semacam penghakiman.
Tanyakan kepada anak apa yang menarik dan tidak menarik tentang rokok. Jelaskan bagaimana rokok bisa mengatur hidupnya dan akibat yang ditimbulkannya selama bertahun-tahun. Bangun kepercayaan dirinya supaya mampu menyikapi dengan tepat tekanan teman-teman sebayanya. Tekankan pada anak-anak mengenai hal yang benar, bukan yang salah. Anakanak yang merasa terhubung dengan orangtuanya akan lebih bersedia berbicara dengan orang tuanya tentang masalah dengan teman atau di sekolah. Selain itu, ada baiknya jika orangtua juga sejak dini membiasakan anak pada aktivitas aktif yang bisa menjauhkannya dari rokok, seperti kegiatan olahraga.
